Analisis Investasi & Informasi Pasar Indonesia

Asuransi Dan Manfaatnya

Yang namanya risiko, sakit, kecelakaan, atau bencana pasti selalu mengintai diri maupun aset yang kita miliki. Meskipun kita berhati-hati, namun hal-hal berupa risiko tak terduga bisa saja terjadi dan mengakibatkan kerugian, yang bisa saja timbul tanpa dikehendaki sebelumnya. Unsur ketidakpastian dalam risiko membuat kemungkinan ini dapat menimpa siapa saja, kapan saja, maupun di mana saja. Faktor kerugian dan ketidak pastian inilah yang menjadi ketakutan seseorang menghadapinya.

Guna meminimalisasi kerugian dari risiko suatu peristiswa yang dapat menimpa, penanggulangan risiko sebaiknya kita lakukan. Salah satu caranya dengan membuat asuransi yang sesuai kebutuhan.

Asuransi berasal dari bahasa Inggris, yakni insurance yang memiliki makna sebagai jaminan dan perlindungan. Asuransi menjadi mekanisme yang dapat mengalihkan risiko yang mungkin menimpa tertanggung kepada penanggung atau pihak asuransi. Pengalihan risiko ini dilakukan dengan pembayaran klaim yang diberikan oleh pihak asuransi kepada pihak tertanggung yang mendapat kerugian dari suatu peristiwa atau keadaan yang diasuransikan.

Asuransi memang tidak dapat menghentikan risiko yang mungkin menimpa. Namun, jenis layanan yang satu ini mampu mereduksi atau mengurangi dampak kerugian yang timbul dari sebuah risiko. Bukti pengalihan risiko dari pihak tertanggung kepada pihak asuransi tercantum dalam polis asuransi yang diterbitkan pihak asuransi kepada tertanggung.

Unsur-Unsur Asuransi

Di dalam asuransi, ada tiga unsur yang menjadi pedoman utama mekanisme pereduksian risiko tertanggung sebagai berikut.

1. Premi

Premi adalah kewajiban yang harus dibayar tertanggung kepada pihak asuransi untuk mendapat layanan pengalihan risiko yang diinginkan. Untuk mendapatkan manfaat pengalihan risiko dari pihak asuransi, kewajiban membayar premi ini harus dilunasi oleh tertanggung.

2. Polis Asuransi

Sebagai tanda dari premi yang telah dibayarkan untuk layanan asuransi, tertanggung memiliki hak untuk mendapat polis. Pengertian dari polis asuransi adalah kontrak atau perjanjian yang dikeluarkan oleh pihak asuransi kepada tertanggung yang menjadi dasar untuk membayar ganti rugi kepada tertanggung dari kerugian yang dialaminya. Polis ini berisi data tertanggung secara jelas dan segala ketentuan yang menjelaskan jenis jaminan kerugian apa saja yang ditanggung pihak asuransi.

3. Klaim

Ketika mendapat kerugian dari suatu peristiwa, dan risiko tersebut telah diasuransikan. Kita dapat melakukan pengajuan klaim sebagai bentuk permintaan penggantian, dari kerugian yang Anda alami, sesuai dengan ketentuan dalam polis.

Manfaat Asuransi yang Mesti Anda Ketahui

Manfaat-manfaat asuransi di bawah ini pada kenyataannya sangat berguna bagi tertanggung yang membayar premi.

1. Menghadirkan Rasa Aman

Asuransi memberikan rasa aman untuk menghadapi kemungkinan risiko kerugian yang ditanggung pihak asuransi, sehingga Anda dapat lebih berkonsentrasi dalam beraktivitas dan mengembangkan diri. Hidup Anda pun akan lebih tenang karena merasa terlindungi.

2. Memberi Kepastian

Dari risiko yang bersifat tidak pasti, kita dapat memperoleh kepastian penanggulangan risiko dari asuransi. Artinya, kita sudah dapat memperkirakan biaya atau akibat finansial dari risiko yang bisa muncul kapan saja dengan nilai yang relatif pasti.

3. Tempat Menabung dan Investasi

Pada jenis tertentu, terdapat fasilitas asuransi yang memiliki nilai tunai jika tidak terpakai atau tidak ada pengajuan klaim. Jenis seperti itu disebut whole life ataupun endowment. Bahkan sekarang, ada asuransi yang digabungkan dengan investasi yang dikenal dengan istilah unit link. Dari jenis tersebut, asuransi bukan hanya dapat mereduksi risiko pada diri maupun aset, melainkan pula dapat menjadi sarana untuk menabung dan alat untuk berinvestasi.

4. Meminimalisasi Risiko Kerugian

Sesuai fungsi utamanya sebagai pengalih risiko, asuransi tentu saja dapat membuat potensi kerugian yang kita bisa alami dari risiko tertentu menjadi seminimal mungkin. Hal inilah yang membuat asuransi dikenal sebagai pereduksi risiko.

5. Meningkatkan Kegiatan Usaha

Bayangkan jika tempat usaha kita tiba-tiba hancur ataupun aset di dalamnya lenyap. Tentu kita harus menyediakan dana besar untuk penggantiannya agar usaha terus berjalan. Dengan asuransi, kerugian dari hal tersebut dapat ditanggungkan kepada pihak asuransi sehingga dana yang ada bisa dipakai untuk meningkatkan kegiatan usaha.

Asuransi memang tidak dapat menghilangkan risiko yang mungkin timbul dalam kehidupan, dan tidak ada sedikit pun kerugian yang pernah diharapkan oleh siapa pun. Namun dengan memiliki asuransi, kita akan sangat terbantu jika risiko tersebut tiba-tiba datang, hidup kita bisa segera berjalan normal dengan adanya pertangungan dari pihak asuransi yang dapat meredam kerugian-kerugian yang terjadi.
Share:

Hati Hati Penipuan Investasi dan Investasi Skema Money Game

Hati-hatilah bila ada tawaran/ajakan investasi atau investasi yang memberikan iming-iming besar, mudah, dan menjanjikan tanpa risiko. Bisa jadi tawaran tersebut adalah tawaran investasi bodong dengan skema Money Game. Dan jika anda masuk maka kemungkinan anda bisa terjebak dalam pusaran permainan yang membawa ke jurang kerugian besar serta orang-orang dekat anda yang mungkin anda ikut jerumuskan.

Bagaimana mendeteksi apakah tawaran investasi yang Anda terima bodong atau tidak? Ada dua skema yang biasa digunakan dalam investasi bodong yaitu Skema Ponzi dan Sekema Piramida.

1. Skema Ponzi (Ponzi Scheme)

Skema Ponzi atau dikenal juga sebagai money game merupakan pola banyak digunakan dalam penipuan investasi.

Sebutan ini menjadi populer dari kasus Carlo Pietro Giovanni Guglielmo Tebaldo Ponzi (bisa disebut sebagai Godfather dari skema Ponzi), pria asal Italia yang lebih dikenal sebagai Charles Ponzi setelah pindah ke Amerika.

Pada 1920, Ponzi menjanjikan keuntungan sebesar 50% dalam jangka waktu 45 hari dan 100% untuk 90 hari sejak investor menyetor uangnya. Skema Ponzi ini menarik masyarakat untuk beramai-ramai menyetorkan uangnya. Ponzi membayar keuntungan yang dijanjikan dengan menggunakan dana investor yang setor belakangan.

Skema ini pada akhirnya akan runtuh karena pada kenyataannya sama sekali tidak bisnis atau usaha yang dijalankan untuk mendapatkan keuntungan, melainkan hanya memainkan uang investor saja.

Ketika investor baru yang masuk semakin sedikit, maka keuntungan yang dijanjikan untuk investor pun tidak bisa dibayarkan. Di titik ini biasanya pengelola investasi bodong dengan skema Ponzi mulai membuat alasan akan tertundanya pembayaran keuntungan investor dan pada akhirnya melarikan diri dengan membawa uang para investor.

2. Skema Piramida (Pyramid Scheme)

Skema Piramida ini pada prinsipnya didasari oleh skema Ponzi, perbedaannya adalah investor lama yang bergerak mencari investor baru. Ketika investor lama berhasil menarik investor baru maka dia akan mendapat semacam komisi yang sebenarnya diambil dari dana segar dari investor baru. Semakin banyak investor eksisting melakukan perekrutan, semakin besar komisi yang dia peroleh dan semakin tinggi pula posisinya (seperti piramida).

Pada zaman modern ini, baik penipuan dengan skema Ponzi maupun skema Piramida tetap marak. Tetapi kedoknya bisa bermacam-macam. Bisa jadi skema ini dibungkus dengan konsep bisnis, namun produk yang ditawarkan hanya sebagai kamuflase.  Ini yang harus Anda waspadai ketika mendapat tawaran investasi apapun.

Gunakan akal sehat Anda. Seperti kata pepatah, “if it seems to good to be true, it probably is.”

Ketika suatu investasi memberikan janji manis dan tawaran yang terlalu menggiurkan, saatnya Anda berhati-hati. Banyak terjadi justru sifat serakah menyingkirkan akal sehat.

Berikut beberapa kedok investasi bodong yang sering ditemui pada zaman sekarang dan sebaiknya diwaspadai.

1. Tawaran bisnis atau usaha di bidang tertentu yang menjanjikan keuntungan pasti

Kata kuncinya adalah ‘keuntungan pasti’ atau nilai keuntungan fix periode tertentu, misalnya 2% per hari, 10% per minggu 50% per bulan dan sejenisnya. Apalagi jika besaran keuntungan yang ditawarkan sangat menggiurkan.  Bisnis apapun tidak bisa menjanjikan keuntungan pasti.

Jika disebutkan usahanya bergerak di bidang investasi, Anda harus cek apakah perusahaannya tercatat di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Saat ini seluruh lembaga keuangan di Indonesia wajib terdaftar dan diawasi oleh OJK. Silakan cek juga daftar perusahaan investasi  ilegal yang telah diumumkan pada website OJK. Selain itu Anda juga sebaiknya mencari pemberitaan di media massa terkait perusahaan tersebut. Pelajari lebih dalam jika ada pemberitaan negatif. Sebaiknya Anda hindari atau tolak saja tawaran ini.

Investasi yang bisa menjajikan keuntungan pasti kemungkinan investasi dengan konsep "pinjaman dana". Jikapun benar, anda tetap harus mempertimbangkan risikonya, yaitu pembayaran tidak tepat waktu, hingga risiko gagal bayar. Semakin tinggi tingkat keuntungan semakin tinggi risiko.

Anda sebaiknya melihat berapa tingkat bunga deposito bank umum saat ini. Ketika suatu tawaran investasi menjanjikan tingkat bunga yang jauh melebihi tingkat bunga deposito bank umum, saatnya Anda berhati-hati. Ketika bunga deposito ada di kisaran 7,5 – 8% per tahun dan Anda mendapat penawaran keuntungan hingga 30% per tahun, ini saatnya untuk waspada.

2. Tawaran bisnis mirip MLM (multi level marketing) atau model arisan berantai

Bisnis model MLM memang ada, dan cukup banyak MLM yang legal dan berkembang dengan baik. Namun sayangnya, banyak penipuan skema piramida dengan menyaru bisnis model MLM sehingga harus Anda waspadai.

MLM yang legal sebenarnya hanya bentuk lain dari proses pendistribusian barang hasil produksi ke tangan konsumen. Sedangkan pada MLM ilegal biasanya barang yang mereka jual tidak berkualitas atau harganya sangat mahal dengan janji manfaat yang tidak masuk akal. Atau, bisa juga tidak ada barang yang dijual, atau sekedar menjual barang virtual yang tidak nyata. Keuntungan yang dijanjikan sebenarnya berasal dari uang yang Anda setor untuk joint. Dan bisa ditebak kelanjutannya, bisnis ini hanya memberi keuntungan pada mereka yang joint lebih awal. Pada akhirnya tinggal menunggu bom waktu runtuhnya bisnis ini. Bagi orang yang bergabung belakangan dengan model investasi bodong tersebut, ia bisa kehilangan seluruh modal yang dikeluarkan.

3. Tawaran investasi bisnis online di Internet

Tawaran bisnis online abal-abal di internet kebanyakan menggunakan dalih investasi forex. Anda cukup menyetor sejumlah dana yang disebutkan akan diputar oleh pengelola pada transaksi forex, dan setiap bulannya anda akan mendapatkan pendapatan pasif. Ini mirip dengan skema Ponzi. Kondisi yang sebenarnya terjadi adalah uang Anda bersama dengan uang investor yang lain dikumpulkan oleh pengelola, tidak diputar ke usaha manapun. Hanya tinggal menunggu waktu saja ketika ‘bisnis’ ini runtuh. Indikasinya dapat berupa mulai macetnya transfer dana ‘pendapatan pasif’ Anda setiap bulan, pengelola sulit dihubungi, atau website yang tiba-tiba tidak dapat diakses.

Gunakanlah akal sehat Anda ketika menghadapi tawaran investasi, pelajari dengan cermat dan lakukan verifikasi secara nyata atas bisnis yang ditawarkan. Agar investasi mengahasilkan keuntungan buka kerugian.
Share:

Nasihat Investasi Saham Peter Lynch

Setiap orang bisa menjadi investor yang sukses di pasar modal, yang dibutuhkan adalah riset dan kesabaran yang berketahanan.

Dalam video yang diunggah di Youtube oleh channel  Belajar Saham, disampaikan 10 nasehat investasi dari Peter Lynch, seorang investor saham terkenal Amerika Serikat.

  1. Berinvestasi saham sama seperti percintaan perlu komitmen dan kesetiaan.
  2. Jika anda siap untuk berinvestasi di sebuah perusahaan anda harus bisa menjelaskan alasannya dalam bahasa sederhana, yang bisa dipahami oleh siswa kelas 5 SD sekalipun dengan cepat.
  3. Tak ada yang salah dari kehilangan uang saat berinvestasi saham, semua orang mengalaminya. Yang salah adalah menggenggam erat sebuah saham ketika fundamental perusahaan memburuk.
  4. Dibalik setiap lembar saham ada sebuah perusahaan, cari tahu ah apa yang dilakukan perusahaan itu.
  5. Jika anda tidak dapat menemukan perusahaan yang menurut anda menarik, simpan uang ada di bank sampai anda menemukan perusahaan tersebut.
  6. Jika anda tidak mempelajari fundamental perusahaan, sama artinya anda sedang berjudi.
  7. Ketahuilah (saham) apa yang anda miliki dan ketahuilah mengapa anda memilikinya.
  8. Mengunjungi toko dan menguji produk merupakan salah satu elemen penting dari analisa saham.
  9. Berinvestasi dalam saham adalah seni, orang-orang yang telah dilatih secara kaku akan mengalami kerugian.
  10. Semua pengetahuan matematika yang anda butuhkan di Pasar Saham sudah anda dapatkan di kelas 4 sekolah dasar.
Demikian nasihat investasi saham dari Peter Lynch, semoga anda bisa mendapat insight positif dan mencapai kesuksesan di pasar modal.
Sumber Gambar: Wikipedia
Share:

Mengenal Reksadana

Saat ini, berinvestasi sudah menjadi hal penting dalam pengelolaan keuangan, dibandingkan sekadar menyimpan uang di bank. Melalui investasi, selain ini juga sarana untuk menyimpan uang kita dapat mengembangkan dana yang kita miliki untuk kebutuhan di masa depan, misalnya untuk biaya pendidikan anak atau membeli rumah yang semakin mahal.

Instrumen investasi banyak jenisnya. Di sektor riil bisa melalui properti dan emas. Di sektor finansial ada deposito, saham, obligasi, dan lainnya. Salah satu instrumen investasi di bidang finansial yang cukup menarik adalah reksa dana.

Menurut Undang-Undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27) dinyatakan Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat (pemodal, investor) yang untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi (MI).

Dengan demikian Reksadana diartikan sebagai bentuk atau pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen jasa keuangan seperti saham, surat hutang, valuta asing, pasar keuangan.

Kumpulan dana itu dikelola oleh Manajer Investasi (MI). Manajer invetasi inilah yang akan melakukan investasi dana-dana tersebut dan mengelolanya untuk mencapai tujuan, yaitu meningkatkan nilainya.

Jika dibandingkan dengan tabungan dan deposito yang dalam setahun masing-masing menghasilkan rata-rata imbal hasil (return) sekitar 1 persen dan 6 persen, maka reksadana dapat menghasilkan return lebih tinggi. Misalnya, reksa dana saham bisa menghasilkan rata-rata return mencapai sekitar 20 persen. Meski demikian, patut dicatat bahwa investasi di reksa dana memiliki risiko yang tidak kecil. Jika tabungan dan deposito dapat terkena risiko inflasi, maka risiko reksa dana tergantung pada surat berharga yang dibeli. Reksa dana saham, misalnya, rentan terhadap risiko pergerakan harga saham.

Secara sederhana reksa dana terbagi dalam empat jenis, dimana masing-masing dibedakan berdasarkan kecendrungan instrumen jasa keuangan yang akan dimanfaatkan dalam mencapai tujuannya, yaitu:

  1. Reksadana Pasar Uang (RDPU): Pada RDPU, manajer investasi (MI) menginvestasikan uang anda ke dalam instrumen-instrumen investasi pasar uang seperti deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan obligasi (surat utang) yang jangka waktunya < 1 tahun.
  2. Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT): Pada RDPT, MI akan menginvestasikan sebagian besar uang anda ke dalam obligasi. Sisanya bisa diinvestasikan ke saham dan/atau instrumen-instrumen investasi pasar uang.
  3. Reksadana Campuran (RDC): Pada RDC, MI akan menginvestasikan uang anda secara berimbang ke dalam saham dan obligasi.
  4. Reksadana Saham (RDS): Seperti yang sudah anda ketahui, pada RDS, MI akan menginvestasikan sebagian besar uang anda ke dalam saham. Sisanya bisa diinvestasikan ke dalam instrumen-instrumen investasi pendapatan tetap dan pasar uang.
Masing-masing jenis reksa dana memiliki karakternya masing-masing di mana secara umum jenis nomor 1 (RDPU) dan nomor 2 (RDPT) memiliki potensi yang lebih pasti dengan resiko minimum namun tingkat keuntungan biasanya tidak banyak, sekitar 6% sampai dengan 10% per tahun. Selanjutnya nomor 3 (RDC) dan nomor 4 (RDS) memiliki potensi yang lebih tinggi dengan resiko lebih besar. Untuk  RDS misalnya, dapat memberikan keuntungan antara 12% hingga 40% namun jenis RD ini juga memiliki potensi kerugian mengingat pergerakan harga saham yang dinamis (naik-turun) sesuai kondisi pasar.

Untuk itu, dalam memilih RD meskipun dana investasi akan dikelola oleh MI, kita tetap harus cermat mempertimbangkan pilihan. Saat ini mungkin ada puluhan MI yang menawarkan produk reksadananya masing-masing dengan berbagai macam nama, dan mungkin terdapat ratusan produk RD di Indonesia dan MI tersebut. Untuk itu jangan lupa untuk mengenali lebih dalam baik pengalaman prestasi MI maupun RD-nya.

Informasi ini dapat diketahui melalui prospektus, yakni dokumen berisi kebijakan investasi seperti strategi investasi, ke mana saja dana diinvestasikan, serta legalitas dan pihak-pihak pendukung, seperti bank kustodian, akuntan, ataupun kantor hukum. Prospektus diterbitkan oleh Manajer Investasi yang mengelola produk reksa dana dimaksud. Dengan demikian anda dapat memaksimalkan potensi keuntungan dan meminimalisir potensi kerugian.

Khususnya pada saat waktu masuk/investasi saham, alangkah baiknya untuk melihat kondisi pasar modal / pasar saham terlebih dahulu.
Share:

FAQ Investasi Saham untuk Pemula

Ringkasan Tanya Jawab Belajar Investasi Saham untuk Pemula

1. Apa itu Saham?

Saham adalah bukti kepemilikan dari suatu perusahaan. Jadi kalau Anda membeli dan memiliki saham, berarti Anda adalah menjadi pemilik perusahaan tersebut.

2. Potensi Keuntungan Investasi Saham

Ada 2, yang pertama adalah capital gain yaitu keuntungan dari selisih kenaikan harga beli dan jual saham, dan yang kedua adalah dividen yaitu bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham atau Investor.

3. Risiko Investasi Saham

Yang pertama adalah capital loss, merupakan kebalikan dari capital gain, yaitu ketika investor atau pemegang saham menjual saham lebih rendah dari harga beli.

Yang kedua adalah risiko likuidasi, yaitu kondisi dimana kinerja perusahaan buruk atau mengalami masalah hukum, dan akhirnya bangkrut. Jika hal ini terjadi, maka seluruh kekayaan perusahaan harus diprioritaskan untuk melunasi kewajiban (hutang) dahulu. Dan jika ada sisanya, barulah dibagikan ke pemegang saham atau Investor.

4. Cara Beli dan Jual Saham

Investor tidak dapat datang begitu saja ke Bursa Efek Indonesia (BEI), membawa uang cash, dan untuk beli saham perusahaan. Pembelian saham dilakukan melalui pihak perantara, yaitu perusahaan sekuritas atau broker.

[ Baca Juga : Bagaimana Cara Membeli dan Menjual Saham? ]

5. Apa itu Sekuritas?

Perusahaan sekuritas adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai perantara perdagangan saham. Jadi kita harus mendaftar dulu ke sekuritas tersebut untuk membuka rekening saham, setelah selesai mendaftar kita dapat bertransaksi jual beli saham lewat aplikasi (online).

6. Cara Memilih Sekuritas

Pilihlah sekuritas yang kredible. Cek apakah mereka memiliki izin sebagai Perantara Pedagang Efek (PPE) atau Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan tercatat oleh Bursa Efek Indonesia. Untuk mudahnya daftar sekuritas dapat dicheck melaui tautan berikut https://www.idx.co.id/investor/buka-rekening-online/

7. Cara dan Syarat Membuka Rekening Saham

Dapat datang langsung ke kantor sekuritas, atau daftar lewat online melaui websitennya. Syarat yang dibutuhkan adalah: KTP, NPWP (jika ada), dan Buku tabungan. Ada banyak sekuritas yang menerima setoran mulai dari Rp 100.000 sebagai modal investasi awal.

8. Cara Beli dan Jual Saham lewat Online

Masing masing sekuritas memiliki fasilitas jual beli saham online baik melalui website, maupun melalui aplikasi di android atau iOS.Jangan khawatir, tidak akan rumit, anda dapat mengikuti panduan atau video yang disediakan oleh Sekuritas tersebut.

[ Baca Juga : Bagaimana Cara Membuka Rekening Saham? ]

9. Minimum Pembelian Saham

1 lot atau 100 lembar saham. Jadi jika saat ini saham Bank BRI (BBRI) dihargai Rp 4.000 per lembar saham, maka Anda harus membayar Rp 400.000 untuk 1 lot saham BBRI.

10. Biaya Transaksi Saham

Sekitar 0,2%-0,35% untuk setiap transaksi, sudah termasuk di dalamnya 0,1% pajak penghasilan (Pph). Untuk Dividen, pajaknya sebesar 10% dari nilai dividen yang diterima jika Anda memiliki NPWP.

11. Bukti Kepemilikan Saham

Sebagai bukti dari Anda sudah memiliki saham yang Anda beli dan miliki, maka akan ada pesan yang masuk ke email Anda berupa detail informasi dari transaksi Anda. Selain itu Anda juga dapat melakukan verifikasi kepemilikan saham Anda lewat website https://akses.ksei.co.id, dimana untuk dapat login ke website tersebut Anda dapat meminta ke Sekuritas untuk memberikan single investor identification (SID).

12. Saham Apa yang Pertama Kali Anda Beli?

Jangan asal membeli saham dari rekomendasi orang lain, lakukan analisa sendiri. Untuk investasi sebaiknya lakukan analisa fundametal untuk mencari perusahaan berfundamental baik. Cirinya perusahaan ini dikenal publik, punya usaha yang jelas, produknya laku di pasaran, menghasilkan keuntungan, tidak banyak utang, manajemen transparan dan sebagainya.

[ Baca Juga : Tips Investasi Saham Bagi Investor Pemula ]

Teruslah belajar dengan membaca buku, atau referensi dari internet, mengikuti kelas atau materi-materi pembelajaran dari youtube.
Share:

Investasi Melalui Asuransi?

Setiap orang tentu ingin memiliki aset/finansial yang terus berkembang. Diantaranya memimpikan untuk memiliki kualitas hidup yang lebih baik melalui investasi dalam berbagai macam bentuknya untuk meraih keuntungan guna meningkatkan kemapuan finansial di saat ini dan masa mendatang.

wanitabercerita.com
Diantara model investasi yang banyak ditawarkan saat ini, salah satunya adalah investasi yang dilekatkan dengan produk asuransi. Tidak tanggung-tanggung, investasi yang melekat pada produk asuransi ini sering kali dipromosikan dengan menawarkan nilai hasil yang fantastis, tidak hanya jutaan, bahkan bisa ratusan atau milyaran rupiah nilai manfaat yang dijanjikannya.

Jika datang tawaran ini dari sales, rekan atau teman anda, jangan terburu nafsu, sebaiknya anda bisa bersikap lebih kritis, sebelum memutuskan untuk ikut serta. Apakah investasi melalui asuransi dapat memberikan manfaat yang tepat dari usaha/dana yang anda keluarkan?

[ Baca Juga : Yuk! Kenalan dengan Investasi Saham ]

Hal-hal mendasar yang perlu dicermati dari suatu produk asuransi adalah sebagai berikut

1. Sejatinya, asuransi adalah berbentuk layanan perlindungan/jaminan

Maka bentuk layanan lain, dalam hal ini investasi yang ada atau diberikan oleh asuransi adalah layanan tambahan. Jaminan/perlindungan yang dijanjikan mungkin nilainya cukup besar, namun perlu diingat jaminan/perlindungan tersebut sebenarnya bukanlah hasil investasi, melainkan kompensasi keanggotaan yang hanya akan didapatkan jika syarat/kondisi tertentu (yang tidak kita inginkan) terjadi.

Sedangkan layanan tambahan yang dimaksud juga adalah "tabungan" yang disisipkan dalam nilai pembayaran premi. Sejatinya tabungan inilah yang diolah oleh perusahaan asuransi untuk dikelola sebagai dana investasi. Jadi harus disadari bahwa tidak semua dana asuransi yang anda bayarkan adalah invistasi melaikan hanya sebagian.

2. Tidak ada layanan asuransi yang gratis

Mengikuti asuransi, seperti mengikuti keanggotan organisasi berbayar. Dengan membayar nilai tertentu (premi) pada suatu lembaga asuransi, seseorang mendapatkan layanan perlindungan/jaminan atas suatu kejadian  sesuai dengan perjanjian yang disepakati bersama.

Namun ketika anda berhenti membayar, secara sengaja atau tidak, maka hal tersebut berpotensi menghapus perlindungan/jaminan anda, bahkan tabungan investasi anda yang melekat di dalamnya juga bisa habis karena pada umumnya, ketika pembayaran premi rutin tidak diterima, perusahaan menetapkan penarikan dana otomatis dari nilai investasi yang telah terbentuk untuk pembayaran premi asuransinya.

3. Tidak ada batas waktu "bebas bayar premi asuransi"

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bila anda berhenti membayar maka layanan perlindungan tersebut akan terhenti. Lalu bagaimana bisa ada sales yang menyampaikan hal seperti "asuransi ini cukup dibayar 15 atau 20 tahun, setelah itu anda tidak perlu membayar lagi."?

Ingatlah bahwa dalam pembayaran premi terdapat tabungan investasi, maka sales tersebut menyampaikan hal tersebut dengan asumsi imbal hasil investasi telah akan dapat menutupi kewajiban pembayaran premi.

Hal ini hanya dapat terjadi bila, nilai investasi tidak pernah diambil, artinya kita membiarkan dana investasi tetap mengendap dan tidak menikmati hasil investasi tersebut. Namun jika sebagian tabungan investasi diambil, misalnya anda ada kebutuhan dimana tidak ada sumber lain untuk menutupinya, tentunya akan mengurangi hasil investasi.


4. Nilai manfaat asuransi adalah nilai dengan syarat/kondisi tertentu

Bila syarat/kondisi terpenuhi (terjadi keadaan-keadaan yang dijaminkan) barulah nilai manfaat tersebut dapat diterima. Jika tidak terjadi, sampai kapan pun kita tidak akan menerima nilai manfaatnya.

Kondisi dimaksud memang sepatutnya bukan kondisi yang kita harapkan, namun jika kondisi tersebut sampai terjadi dan kita telah mengikuti suatu progam asuransi yang menjaminnya, (baik terbatas maupun keseluruhannya) tentunya kita akan terbantu.

5. Top Up investasi dikenakan fee yang mahal

Asuransi yang memiliki fungsi tabungan invetasi, ada yang membuka fasilitas top up (membeli unit link) di luar pembelian dari iuran rutin asuransi tersebut untuk menambahkan dana yang diinvestasikan. Namun sayang, biasanya fee top up yang dikenakan umumnya cukup besar dibandingkan dengan fee instrumen keuangan yang memang difokuskan untuk investasi, (seperti misalnya membeli reksadana atau saham).

Jadi apakah asuransi menjadi sarana investasi yang tepat? Keputusan tersebut kembali kepada anda sendiri mempertimbangkannya.

[ Baca Juga : Berapa Modal Awal Investasi Saham? ]

sumber : Muhammad Soleh
Share:

Memahami Tabungan, Investasi dan Asuransi

www.freepik.com
Marketing produk perbankan selalu dibuat sangat menarik bagi konsumen. Dengan ilustrasi menggiurkan, iming-iming hadiah serta "nilai tambah" lainnya, dapat membelokkan tujuan awal kita dan mengakibatkan pemilihan produk perbankan yang tidak tepat. Hal ini dapat merepotkan, bahkan merugikan kita di masa yang mendatang.

Agar tidak salah dalam memilih mari kenali konsep dasar dari masing-masing produk perbankan tersebut.

Tabungan

Tabungan, adalah produk perbankan yang paling populer dan paling dikenal masyarakat. Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai persyaratan tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang disamakan dengan itu.

Adapun tujuan menabung di bank adalah untuk menyisihkan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai cadangan kebutuhan masa depan dan sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha baik secara individu maupun kelompok.

Seiring dengan perkembangan zaman yang makin modern, telah terjadi perubahan karakteristik dari tabungan sebagai diantaranya berikut:
  • Sebagai sarana penyimpanan jangka pendek, bahkan dengan kemudahan tarik tunai atau pun transaksi elekronik saat ini, tabungan dapat dianalogikan sebagai "dompet elektronik" yang mengantikan peran uang tunai di dalam dompet.
  • Tidak/kurang memiliki manfaat investasi, karena pertumbuhan nilai aset, atau dalam hal ini tingkat suku bunga sangat kecil.
  • Minim risiko/hampir tidak berisiko apapun, bahkan sampai dengan nilai tertentu dijamin oleh Pemerintah.

Investasi

Definisi Investasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai penanaman uang atau di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memproleh keuntungan.

Manfaat produk investasi lebih berorientasi peningkatan aset dalam bentuk imbal balik dari dana yang kita investasikan. Karakteristik investasi diantaranya adalah berikut ini:
  • Untuk kepentingan manfaat jangka menengah, bahkan cederung untuk jangka panjang.
  • Harapan pertumbuhan atau penambahan nilai aset lebih tinggi dari tabungan.
  • Dapat berisiko kerugian, dan sebagian besar tidak dijamin oleh Pemerintah.
Investasi dalam bentuk produk perbankan ada banyak pilihan, antara lain: deposito, obligasi, saham, reksadana, dan sebagainya.

Meskipun sebagian besar investasi tidak dijamin oleh Pemerintah, namun bukan berarti tidak ada pengawasan dari Pemerintah. Semua jasa keuangan di Indonesia, termasuk produk investasi yang resmi diawasi oleh Lembaga Pemerintah yang bernama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK didirikan untuk menggantikan peran Bapepam-LK dalam pengaturan dan pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan, dan menggantikan peran Bank Indonesia dalam pengaturan dan pengawasan bank, serta untuk melindungi konsumen industri jasa keuangan.

[ Baca Juga : Yuk! Kenalan dengan Investasi Saham ]


Asuransi

Wikipedia menjelaskan, bahwa Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis di mana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.

Secara sederhana istilah "diasuransikan" biasanya merujuk pada segala sesuatu yang mendapatkan perlindungan. Perlindungan yang dimaksud dalam hal ini adalah dengan mentransfer resiko yang dinilai secara finansial kepada suatu perusahaan asuransi.

Sejatinya, asuransi hanya berbentuk perlindungan, namun dalam perkembanganya asuransi, khususnya asuransi jiwa dan kesehatan seringkali dikombinasikan dengan investasi. Bentuk seperti inilah yang kini "populer" ditawarkan oleh sales/agen asuransi. Apabila kita tidak memperhitungkan dan mempertibangkan dengan baik maka kita bisa keliru yang mengakibat nilai mafaat yang kita terima tidak optimal atau bahkan merasa dirugikan oleh asuransi.

[ Baca Juga : Investasi Melalui Asuransi? ]
Share:

7 Tips Investasi Saham Bagi Investor Pemula



Menjadi investor saham, tidaklah semudah yang dikatakan. Memang praktiknya seperti hal yang sederhana, membeli, menunggu harga naik, kemudian menjual saham yang dipegang. Namun, tanpa pengetahuan dan pengalaman yang cukup, investasi saham bisa berisiko kerugian.

Investasi saham merupakan investasi yang berpotensi menghasilkan keuntungan yang besar, namun juga memiliki risiko yang besar (high risk high return). Menghadapi hal tersebut tentunya setiap investor harus berhati-hati dalam investasi saham. Apalagi bagi investor pemula yang belum berpengalaman.

[ Baca Juga : Pontensi Keuntungan yang Didapatkan dari Investasi Saham ]
[ Baca Juga : Apa Risiko Investasi Saham ]

Berikut ini adalah tips untuk meraih keuntungan dan menghindari risiko terjadinya kerugian dari investasi saham,

1. Mulai dengan nilai investasi yang kecil dahulu. Tujuan utamanya adalah untuk proses belajar.

Jika Anda belum terlalu mengenal pasar saham, disarankan untuk memulai dengan modal minimal terlebih dahulu. Sehingga bila salah pilih saham maka kerugian yang terjadi tidak terlalu besar. Anda perlu membiasakan dengan software untuk jual beli saham, belajar analisis saham, merasakan emosional fluktuasi/volatilitas saham serta mengambil keputusan dalam portofolio. dan sebagainya, semua itu perlu waktu. Jika sudah mantap, silakan menambah nilai investasi Anda.

2. Lakukan Analisis saham, cari saham perusahaan berfundamental baik.

Saat ini diketahui ada dua cara analisis yang umum dilakukan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Untuk investasi sebaiknya lakukan analisa fundametal untuk mencari perusahaan berfundamental baik. Cirinya perusahaan ini dikenal publik, punya usaha yang jelas, produknya laku di pasaran, menghasilkan keuntungan, tidak banyak utang, manajemen transparan dan sebagainya.

[ Baca Juga : Mengenal Analisis Fundamental Saham ]

3. Saham blue chip, sebagai opsi awal.

Saham blue chip biasanya ramai diperdagangkan, sehingga bisa dikatakan sangat liquid di pasar saham, dan pergerakan harganya secara umum stabil. Volatilitas harga sahamnya cenderung rendah, dimana sangat jarang terjadi kenaikan atau penurunan yang terlalu jauh dalam perdagangannya. Dengan demikian resiko kerugian dalam bentuk capital lost dari saham ini bisa dikatakan rendah.

4. Jangan tergiur untuk membeli saham gorengan.

Saham gorengan umumnya pergerakan harganya tidak jelas sebabnya. Ketika saham ini ramai diperdagangkan, kenaikan atau penurunan harga saham gorengan bisa bergerak sangat drastis bahkan bisa mencapai batas atas perdagangan (ARA: Auto Reject Atas) atau batas bawah pedagangan (ARB: Auto Reject Atas). Ini yang membuat saham lapis tiga cukup rawan dipermainkan harganya oleh pelaku pasar yang bermodal besar. Saham gorengan saham ini yang dapat menyesatkan investor atau trader awam dengan membeli saham pada posisi harga saham yang kemahalan dari harga seharusnya.

[ Baca Juga : Kenali Saham Blue Chips, Second Liner, dan Saham Gorengan ]

5. Fokus pada jangka panjang.

Pasar saham sangat berisiko dalam jangka pendek karena fluktuatif. Namun investasi bisa aman dalam jangka panjang yaitu pada saham perusahaan yang berfundamental baik. Semakin lama investasi, semakin besar tingkat keuntungan. Berdasarkan sejarah pasar saham Indonesia, terbukti bahwa jika kita investasi berupa saham dalam jangka panjang, maka peluang meraih return sekitar 12% pertahun (angka ini didapat perkiraan kenaikan IHSG dalam jangka panjang).

6. Lakukan diversifikasi portofolio.

Don't put all your eggs in one basket. Belilah beberapa saham dengan sektor indutri yang berbeda untuk menekan risiko. Memiliki beberapa saham mebuat risiko kerugian lebih kecil dari pada membeli hanya satu jenis saham. Jika satu saham berkinerja turun, kemungkinan saham lain bisa naik. Namun perlu dipahami diversifikasi bukan sekedar asal memisahkan alokasi dana dengan membeli saham secara sembarangan. Investor tetap harus melakukan analisis pada setiap saham dengan proyeksi untuk mendapat keuntungan di masa depan.

[ Baca Juga : Apa yang Dimaksud Diversifikasi Portofolio? ]

7. Lakukan review portofolio dan analisis ulang secara berkala.

Review bisa setiap 3 bulan sekali, 6 bulan sekali, atau setahun sekali. Tujuannnya adalah jika ada saham yang salah pilih, tidak bagus kinerjanya, misalnya produknya gagal di pasaran, merugi, dan sebagainya, maka alikasi investasinya bisa dipindah dengan saham lain yang lebih baik.

Dengan melakukan langkah-langkah di atas, kemungkinan Anda meraih keuntungan di pasar saham.

Share:

Indeks-Indeks Kinerja Gabungan Saham Saham

Banyaknya perusahaan yang sudah mencatatkan sahamnya di BEI tentu menjadi hal yang positif bagi dunia investasi dan pasar modal Indonesia. Namun hal tersebut dapat juga membuat bingung investor dalam memilih saham untuk investasi. Untuk itu sangat disarankan kepada setiap investor untuk melakukan analisa atas saham yang hendak dimiliki.

Langkah awal, untuk menentukan saham-saham yang akan dianalisa adalah penyaringan saham-saham yang diperkirakan berpotensial menghasilkan keuntungan. Penyaringan tersebut antara lain bisa memanfaatkan daftar saham yang tercantum dalam indeks-indeks di BEI, khususnya indeks-indeks yang berbasis kinerja. Saham-saham yang tercatat di dalam indeks berbasis kinerja tersebut telah dipilih berdasarkan kriteria dan metodologi tertentu serta dievaluasi secara berkala.
Indeks saham adalah ukuran statistik yang mencerminkan keseluruhan pergerakan harga atas sekumpulan saham tertentu.
Indeks-indeks saham yang saat ini dicatat di BEI adalah sebagai berikut :
  1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) : Indeks yang mengukur kinerja harga semua saham yang tercatat di Papan Utama dan Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia. . Indeks ini dikenal juga dengan sebutan IDX Composite 
  2. IDX80 : Indeks yang mengukur kinerja harga dari 80 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
  3. LQ45 : Indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
  4. IDX30 : Indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
  5. IDX Quality30 : Indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang secara historis perusahaan relatif memiliki profitabilitas tinggi, solvabilitas baik, dan pertumbuhan laba stabil dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.
  6. IDX Value30 : Indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki valuasi harga yang rendah dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.
  7. IDX Growth30 : Indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki tren harga relatif terhadap pertumbuhan laba bersih dan pendapatan dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.
  8. IDX High Dividend 20 : Indeks yang mengukur kinerja harga dari 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi.
  9. IDX BUMN20 : Indeks yang mengukur kinerja harga dari 20 saham perusahaan tercatat yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan afiliasinya.
  10. Indeks Saham Syariah Indonesia/Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) : Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan yang dinyatakan sebagai saham syariah sesuai dengan Daftar Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keungan (OJK).
  11. Jakarta Islamic Index 70 (JII70) : Indeks yang mengukur kinerja harga dari 70 saham syariah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi.
  12. Jakarta Islamic Index (JII) : Indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham syariah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi.
  13. IDX SMC Composite : Indeks yang mengukur kinerja harga dari saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar kecil dan menengah.
  14. IDX SMC Liquid : Indeks yang mengukur kinerja harga dari saham-saham dengan likuiditas tinggi yang memiliki kapitalisasi pasar kecil dan menengah.
  15. KOMPAS100 : Indeks yang mengukur kinerja harga dari 100 saham yang memiliki likuiditas yang baik dan kapitalisasi pasar yang besar. Indeks KOMPAS100 diluncurkan dan dikelola berkerja sama dengan perusahaan media Kompas Gramedia Group (penerbit surat kabar harian Kompas).
  16. BISNIS-27 : Indeks yang mengukur kinerja harga dari 27 saham yang dipilih oleh Komite Indeks Bisnis Indonesia. Indeks BISNIS-27 diluncurkan dan dikelola berkerja sama dengan perusahaan media PT Jurnalindo Aksara Grafika (penerbit surat kabar harian Bisnis Indonesia).
  17. MNC36 : Indeks yang mengukur kinerja harga dari 36 saham yang memiliki kinerja positif yang dipilih berdasarkan kapitalisasi pasar, likuiditas transaksi, dan fundametal serta rasio keuangan. Indeks MNC36 diluncurkan dan dikelola berkerja sama dengan perusahaan media Media Nusantara Citra (MNC) Group.
  18. Investor33 : Indeks yang mengukur kinerja harga dari 33 saham yang dipilih dari 100 (seratus) Perusahaan Tercatat terbaik versi Majalah Investor yang dipilih berdasarkan kapitalisasi pasar, likuiditas transaksi dan fundamental serta rasio keuangan. Indeks Investor33 diluncurkan dan dikelola berkerja sama dengan perusahaan media PT Media Investor Indonesia (penerbit Majalah Investor).
  19. infobank15 :  Indeks yang mengukur kinerja harga dari 15 saham perbankan yang memiliki faktor fundamental yang baik dan likuiditas perdagangan yang tinggi. Indeks infobank15 diluncurkan dan dikelola berkerja sama dengan perusahaan media PT Info Artha Pratama (penerbit Majalah Infobank).
  20. SMinfra18 : Indeks yang mengukur kinerja harga dari 18 saham yang konstituennya dipilih dari sektor­sektor infrastruktur, penunjang infrastruktur, dan pembiayaan infrastruktur (dari sektor perbankan) yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Indeks SMinfra18 diluncurkan dan dikelola berkerja sama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI).
  21. SRI-KEHATI : Indeks yang mengukur kinerja harga saham dari 25 perusahaan tercatat yang memiliki kinerja yang baik dalam mendorong usaha-usaha berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik atau disebut Sustainable and Responsible Investment (SRI). Indeks SRI-KEHATI diluncurkan dan dikelola berkerja sama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Yayasan KEHATI).
  22. PEFINDO25 : Indeks yang mengukur kinerja harga saham dari 25 perusahaan tercatat kecil dan menengah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi. Indeks PEFINDO25 diluncurkan dan dikelola berkerja sama dengan perusahaan pemeringkat PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).
  23. PEFINDO i-Grade : Indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham perusahaan tercatat yang memiliki peringkat investment grade dari PEFINDO (idAAA hingga idBBB-) yang berkapitalisasi pasar paling besar. Indeks PEFINDO i-Grade diluncurkan dan dikelola berkerja sama dengan perusahaan pemeringkat PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).
  24. Indeks Papan Utama : Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham tercatat di Papan Utama Bursa Efek Indonesia.
  25. Indeks Papan Pengembangan : Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham tercatat di Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia.
Selain indeks yang mencatakan saham berdasarkan kinerja, BEI juga membuat indeks berdasarkan sektor industri. Sekarang ini ada 10 indeks berdasarkan sektor industri yaitu :
  1. Indeks Sektor Pertanian : Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan yang terdapat di sektor Pertanian.
  2. Indeks Sektor Pertambangan :  Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan  yang terdapat di sektor Pertambangan.
  3. Indeks Sektor Industri Dasar dan Kimia : Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan di sektor Industri Dasar dan Kimia.
  4. Indeks Sektor Aneka Industri : Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan  yang terdapat di sektor Aneka Industri.
  5. Indeks Sektor Industri Barang Konsumsi : Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan  yang terdapat di sektor Industri Barang Konsumsi.
  6. Indeks Sektor Properti, Real Estat, dan Konstruksi Bangunan : Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan  yang terdapat di sektor Properti, Real Estat, dan Konstruksi Bangunan.
  7. Indeks Sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi : Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan yang terdapat di sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi.
  8. Indeks Sektor Keuangan : Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan  yang terdapat di sektor Keuangan.
  9. Indeks Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi : Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan  yang terdapat di sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi.
  10. Indeks Sektor Manufaktur : Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan  yang terdapat di 3 sektor yaitu (1) Industri Dasar dan Kimia, (2) Aneka Industri, (3) Industri Barang Konsumsi.
Jika anda ingin mengetahui saham-saham apa saja yang masuk dalam perhitungan indeks-indeks tersebut di atas,  anda dapat membuka tautan berikut ini https://www.idx.co.id/data-pasar/data-saham/indeks-saham/
Share:

Kenali Saham Blue Chips, Second Liner, dan Saham Gorengan

Investasi saham dikenal sebagai investasi yang high risk - high return (beresiko tinggi - dengan potensi keuntungan tinggi). Oleh karena itu, bagi yang baru mulai investasi saham atau sedang belajar harus waspada dan wajib mengetahui dan mengenali dunia yang sedang atau akan dimasukinya agar tidak terjebak dalam kerugian.

Diantara hal-hal yang perlu pelajari oleh investor pemula memahami jenis-jenis saham yang beredar dibursa saham. Selain pengelompokan saham yang dibuat secara formal seperti berdasarkan sektor industri, (Mining, Infra, Trade, Consumer, Properti, Manufaktur, Agrikultur, Finance, Basic Industry dan Industri Lainnya) atau berdasarkan pengelompokanter tentu yang dikeluarkan secara resmi dari lembaga atau organisasi (antara lain LQ45, IDX30, IDX80, IDXHIDIV20, KOMPAS100 dan lain sebagainya) ada pula istilah jenis-jenis pengelompokan saham yang umum dikenal oleh investor secara informal. Istilah-istilah tersebut adalah Saham Blue Chips, Second Tier, dan Saham Gorengan.

Karena penyebutan istilah ini terbentuk secara informal, tidak ada batasan pasti atas pengelompokan saham tersebut. Namun demikian setidaknya jenis-jenis saham Blue Chips, Second Tier, dan Saham Gorengan dapat dikenali berdasarkan pemahaman bersama atas karakter-karakter saham tersebut.

[ Baca Juga : Berapa Modal Awal Investasi Saham? ]

Saham Blue Chips

Istilah blue chip berasal dari permainan judi poker yang terdapat tiga koin yaitu merah,putih dan biru dalam memainkannya, dimana warna biru inilah yang paling besar nilainya.

Saham blue chip atau disebut juga sebagai saham lapis pertama dipahami sebagai saham dari perusahaan dengan kapitalisasi besar (ada yang bilang di atas Rp 40 triliun atau di atas Rp 50 triliun), market leader di bidangnya, dan memiliki keuangan yang kuat stabil dengan fundametal yang baik, serta pada umumnya selalu membagikan deviden.

Saham blue chip biasanya ramai diperdagangkan, sehingga bisa dikatakan sangat liquid di pasar saham, dan pergerakan harganya secara umum stabil. Volatilitas harga sahamnya cenderung rendah, dimana sangat jarang terjadi kenaikan atau penurunan yang terlalu jauh dalam perdagangannya. Dengan demikian resiko kerugian dalam bentuk capital lost dari saham ini bisa dikatakan rendah.

Meskipun pergerakan perubahan kenaikan atau penurunan harga saham blue chip ini cenderung kecil, namun cukup berpengaruh menjadi penggerak utama arah indeks industrinya atau bahkan terhadap IHSG, karena perusahaan yang kapitalisasinya besar tentu memiliki bobot yang tinggi.

[ Baca Juga : Indeks-Indeks Kinerja Gabungan Saham Saham ]

Second Liner, Second Tier atau Mid Cap 

Saham second liner atau disebut juga sebagai saham lapis dua adalah saham yang dianggap memiliki kapitalisasi pasar sedang, yang diperkirakan antara Rp 500 miliar hingga Rp 40 triliun. Pada umumnya saham lapis kedua merupakan perusahaan yang masih dapat  berkembang.

Harga saham lapis dua cenderung fluktuatif, atau memiliki volatilitas sedang hingga tinggi dan penjualan saham ini masih terbilang likuid sehingga risiko kerugian dalam bentuk capital lost dari saham ini bisa dikatakan sedang. Namun jika investor cukup jeli menganalisa untuk bisa mendapatkan saham dari perusahaan lapis dua yang bagus pada harga yang murah, maka potensi keuntungannya juga bisa lebih tinggi dari saham blue chip.

Saham Lapis Tiga dan Saham Gorengan 

Saham lapis tiga disebut juga sebagai  small-cap stocks adalah saham yang dianggap memiliki kapitalisasi pasar kecil, yang diperkirakan maksimal hanya mencapai sebesar Rp 500 miliar. Dengan kapitaslisasi yang kecil ini harga saham lapis ketiga berpotensi bergerak sangat fluktuatif atau memiliki volatilotas  yang tinggi.

Ketika saham ini ramai diperdagangkan, kenaikan atau penurunan harga saham lapis ketiga bisa bergerak sangat drastis bahkan bisa mencapai batas atas perdagangan (ARA: Auto Reject Atas) atau batas bawah pedagangan (ARB: Auto Reject Atas). Ini yang membuat saham lapis tiga cukup rawan dipermainkan harganya oleh pelaku pasar yang bermodal besar. Dalam hal ini sering dibilang "digoreng" oleh "bandar" yang bermaksud mencari keuntungan dengan cara menciptaan kondisi harga.

Kondisi inilah yang kemudian memunculkan istilah "saham gorengan" dimana harga saham di pasar modal dapat dipermainkan bolak-balik oleh bandar. Ada juga yang menganalogikan menghindari gorengan agar tidak terkena kolestrol. Saham gorengan saham ini yang dapat menyesatkan investor atau trader awam dengan membeli saham pada posisi harga saham yang kemahalan dari harga seharusnya.

Dengan kondisi demikian saham lapis tiga ini sangat berisiko besar jika dijadikan pilihan investasi, apalagi bagi investor yang tidak melakukan analisis kondisi fundamental perusahaannya. Walupun demikian, jika perusahaan tersebut memiliki fundamental cukup baik, bukan tidak mungkin perusahaan tersebut terus berkembang dan membuat harga sahamnya terus naik sesuai nilai yang seharusnya atas harga saham tersebut.

[ Baca Juga : Cara Membeli Saham Agar Menghasilkan Keuntungan ]
Share:

23 Kutipan Investasi Warren Buffett

23 Warren Buffett Quote on Investing

Warren Buffet adalah seorang investor terkenal Amerika Serikat. Kesuksesannya dalam investasi saham mengantarkan Buffett menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Banyak orang yang transpirasi olehnya dan ingin mengikuti jejak kesuksesannya.

Bagi anda yang ingin berinvestasi, khususnya investasi saham, berikut ini ada 23 kutipan investasi dari Warren Buffett yang semoga dapat memberikan pandangan untuk anda memperoleh keberhasilan investasi.

1. I made my first investment at age eleven. I was wasting my life up until then.
Aku melakukan investasi pertamaku di usia 11 tahun. Sebelumnya aku menyia nyiakan hidupku.

2. Rule No. 1 is never lose money. Rule No. 2 is never forget Rule No. 1.
Peraturan No. 1 jangan pernah kehilangan uang. Peraturan No. 2 jangan pernah melupakan Aturan No. 1.

3. Risk comes from not knowing what you're doing.
Risiko datang dari ketidaktahuan atas apa yang Anda kerjakan.

4. Price is what you pay. Value is what you get.
Harga adalah apa yang Anda bayar. Nilai adalah apa yang Anda dapatkan.

5. It’s far better to buy a wonderful company at a fair price than a fair company at a wonderful price.
Jauh lebih baik untuk membeli perusahaan yang bagus dengan harga yang wajar daripada perusahaan yang adil dengan harga yang luar biasa.

6. Buy into a company because you want to own it, not because you want the stock to go up.
Belilah perusahaan karena Anda ingin memilikinya, bukan karena Anda ingin sahamnya naik.

7. Opportunities come infrequently. When it rains gold, put out the bucket, not the thimble.
Peluang jarang terjadi. Saat hujan emas, keluarkan ember, bukan bidal (sarung jari yang biasanya terbuat dari logam).

8. ..., I like buying quality merchandise when it is marked down.
..., saya suka membeli barang-barang berkualitas ketika harganya turun.

9. We simply attempt to be fearful when others are greedy and to be greedy only when others are fearful.
Kita perlu takut ketika orang lain serakah dan menjadi serakah ketika orang lain takut.

10. Successful Investing takes time, discipline and patience. No matter how great the talent or effort, some things just take time: You can't produce a baby in one month by getting nine women pregnant.
Investasi yang berhasil membutuhkan waktu, disiplin, dan kesabaran. Tidak peduli betapa hebatnya bakat atau usaha, beberapa hal tetap membutuhkan waktu: Anda tidak dapat menghasilkan bayi dalam satu bulan dengan membuat sembilan wanita hamil.

11. The best thing that happens to us is when a great company gets into temporary trouble… We want to buy them when they’re on the operating table.
Hal terbaik yang terjadi pada kami adalah ketika perusahaan besar mengalami masalah sementara … Kami ingin membelinya ketika mereka ada di meja operasi.

12. The key to investing is not assessing how much an industry is going to affect society, or how much it will grow, but rather determining the competitive advantage of any given company and, above all, the durability of that advantage.
Kunci untuk berinvestasi bukanlah menilai seberapa besar suatu industri akan mempengaruhi masyarakat, atau seberapa banyak industri itu akan tumbuh, akan tetapi menentukan keunggulan kompetitif dari perusahaan mana pun dan, di atas segalanya, yaitu daya tahan keunggulan itu.

13. Someone’s sitting in the shade today because someone planted a tree a long time ago.
Seseorang duduk di tempat teduh hari ini karena seseorang menanam pohon sejak lama.

14. If you aren’t willing to own a stock for ten years, don’t even think about owning it for ten minutes.
Jika Anda tidak mau memiliki saham selama sepuluh tahun, jangan pernah berpikir untuk memiliki saham itu selama sepuluh menit.

15. When we own portions of outstanding businesses with outstanding managements, our favorite holding period is forever.
Ketika kami memiliki bagian dari bisnis yang luar biasa dengan manajemen yang luar biasa, periode holding favorit kami adalah selamanya.

16. Buy a stock the way you would buy a house. Understand and like it such that you’d be content to own it.
Beli saham layaknya Anda akan membeli rumah. Memahami dan menyukainya sehingga Anda akan puas memilikinya.

17. All there is to investing is picking good stocks at good times and staying with them as long as they remain good companies.
Berinvestasi adalah memilih saham yang bagus pada waktu yang baik dan tetap bersama mereka selama mereka tetap menjadi perusahaan yang baik.

18. Should you find yourself in a chronically leaking boat, energy devoted to changing vessels is likely to be a more productive than energy devoted to patching leaks.
Jika Anda menemukan diri Anda dalam perahu yang bocor secara kronis, energi yang dikhususkan untuk mengganti kapal cenderung lebih produktif daripada energi yang dikhususkan untuk menambal kebocoran.

19. It takes 20 years to build a reputation and five minutes to ruin it. If you think about that, you’ll do things differently.
Butuh 20 tahun untuk membangun reputasi dan lima menit untuk merusaknya. Jika Anda memikirkan hal itu, Anda akan melakukan berbagai hal secara berbeda.

20. The most important quality for an investor is temperament, not intellect. You need a temperament that neither derives great pleasure from being with the crowd or against the crowd.
Kualitas yang paling penting bagi seorang investor adalah temperamen, bukan kecerdasan. Anda membutuhkan temperamen yang tidak mendapatkan kesenangan besar karena bersama orang banyak atau melawan orang banyak.

21. The stock market is a no-called-strike game. You don’t have to swing at everything — you can wait for your pitch.
Pasar saham adalah permainan tanpa-pemogokan. Anda tidak perlu mengayunkan segalanya – Anda bisa menunggu nada Anda.

22. If past history was all that is needed to play the game of money, the richest people would be librarians.
Jika yang diperlukan dalam permainan ini hanyalah pemahaman tentang sejarah masa lalu, orang-orang yang paling kaya adalah para pustakawan.

23. A friend of mine spent twenty years looking for the perfect woman; unfortunately, when he found her, he discovered she was looking for the perfect man.
Kawan saya menghabiskan waktu dua puluh tahun untuk mencari wanita yang sempurna; sayangnya, ketika dia menemukannya, ternyata wanita itu mencari pria yang sempurna.


sumber gambar: wikipedia
Share:

Apa yang Dimaksud Diversifikasi Portofolio?

Don't Put All your Eggs in One Basket (Jangan letakkan semua telur dalam satu keranjang) pernahkah anda mendengar ungkapan tersebut?

Ungkapan tersebut adalah adalah nasihat yang menyarankan bahwa seseorang tidak boleh memusatkan semua upaya dan sumber daya dalam satu bidang karena seseorang dapat kehilangan segalanya.

Ungkapan tersebut merupakan analog dari konsep diversifikasi portofolio.
Diversifikasi portofolio adalah strategi menempatkan dana atau modal pada beberapa instrumen keuangan untuk mengurangi resiko kerugian besar. Yaitu untuk menghindarai apabila keputusan penempatan dana tunggal (hanya satu tempat) yang awalnya diperkirakan meraih keuntungan, namun ternyata secara tidak terprediksi terjadi kegagalan atau tidak sesuai harapan.
Diversifikasi portofolio sebenarnya adalah strategi yang berlaku secara umum dalam konsep manjemen keuangan, dimana portofolio tersebut dapat meliputi berbagai instrumen pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi, asuransi, aset, tabungan, dana tunai dan lain sebagainya. Sehingga apabila terjadi kerugian pada salah satu instrumen, seseorang masih memiliki dana atau modal yang tempat lain yang tidak terpengaruh dan masih bisa dimanfaatkan.

Dalam lingkup investasi saham, resiko kerugian juga bisa saja terjadi kepada investor. Setiap investor pasti ingin memperoleh keuntungan besar dengan nilai modal yang semakin bertambah. Namun dari setiap keputusan investasi saham tentu memiliki risiko kerugian yang bisa saja terjadi, misalnya akibat dari faktor-faktor lain yang diluar kendali atau mungkin saja seorang investor melakukan kekeliruan analisis.

Sebagai ilustrasi, misalkan suatu investasi hanya terdiri dari satu saham yang diterbitkan oleh satu perusahaan. Jika saham perusahaan itu mengalami penurunan nilai yang serius, portofolio kita akan sepenuhnya menanggung beban total kerugian akibat penurunan tersebut.

Untuk menghindari kerugian yang demikian, sangat disarankan kepada para investor, khususnya investor pemula untuk melakukan diversifikasi portofolio saham. Diversifikasi portofolio dalam investasi saham dilakukan dengan melakukan penempatan dana atau pembelian saham pada beberapa emiten yang telah dilakukan analisis. Dengan menempatkan investasi pada saham dari dua perusahaan berbeda atau lebih, kita dapat mengurangi risiko akumulasi kerugian yang besar.

Perlu disadari bahwa diversifikasi bukan sekedar asal memisahkan alokasi dana dengan membeli saham secara sembarangan. Investor tetap harus melakukan analisis pada setiap saham dengan proyeksi untuk mendapat keuntungan di masa depan.

[ Baca Juga : Mana yang Lebih Bagus, Analisis Fundamental atau Teknikal? ]


Share:

Mana yang Lebih Bagus, Analisis Fundamental atau Teknikal?

Mendapatkan keuntungan dari investasi saham kerap dikatakan sebagai hal yang sulit oleh investor pemula. Salah satu penyebabnya karena naik turunnya harga saham yang sulit diprediksi.

Ketidakpastian inilah yang menyebakan investasi saham menjadi instrumen dengan risiko yang tinggi. Namun fluktuasi ini pula yang menyebabkan keuntungannya bisa tinggi melebihi instrumen lainnya.

Namun sebenarnya investor bisa melakukan analisis untuk memahami investasi saham dan mendapatkan keuntungan. Ada dua metode analisis saham yang sangat populer dalam dunia saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

[ Baca Juga : Cara Membeli Saham Agar Menghasilkan Keuntungan ]

Lalu mana yang lebih bagus, dari dua metode analisis saham tersebut?

Pertanyaan seperti ini sering muncul dari investor yang baru terjun ke dunia saham. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ia perlu bertanya balik kepada diri sendiri tentang apa tujuan Investasi Saham.

Jika anda sudah membaca 2 artikel kami yang berjudul Mengenal Analisis Fundamental Saham dan Mengenal Analisis Teknikal Saham atau bahkan mungkin telah mendalami analisis tersebut, barangkali anda sudah bisa menentukan sediri analisis yang cocok dan lebih bagus menurut anda.

Perspektif Investasi Saham

Namun jika yang ditanyakan adalah pendapat kami, maka untuk menjawabnya perlu kami jelaskan dahulu perspektif yang kami miliki dalam Invetasi Saham.

Membeli saham untuk investasi, artinya mempercayakan sejumlah dana (modal) guna mendapatkan keuntungan dari usaha yang dijalankan oleh rekan usaha (perusahaan). Oleh karena itu hal yang sangat logis jika sebelum memutuskan untuk menggelontorkan modalnya, seorang investor perlu mencari tahu rekan usaha yang amanah (dipercaya) yang akan memanfaatkan modal (dana pembelian saham anda) dengan sebaik-baiknya untuk menghasilkan keuntungan dan terhindar dari kerugian.

Untuk itu seorang investor perlu mengkaji dan mengevaluasi informasi-informasi dan data-data mendasar suatu perusahaan beserta faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut. Analisis dilakukan meliputi hal-hal kuantitatif (keuangan), maupun kualitatif (non-keuangan).

Proses pencarian saham yang ditujukan untuk mendapatkan proyeksi kinerja perusahaan dimasa mendatang ini hanya dapat diperoleh dengan metode analisis fundametal saham.

Kesimpulan Analisis Adalah Proyeksi Harga Saham Masa Depan (Disclaimer)

Baik analisis fundamental maupun analisis teknikal sama-sama bertujuan untuk mengetahui proyeksi harga saham suatu perusahaan di masa depan. Yang perlu dipahami adalah proyeksi harga tersebut bukanlah suatu kepastian. Tidak ada jaminan bahwa kinerja masa lalu akan diulang di masa depan. 

Maka berhati-hatilah dalam investasi saham, buat keputusan dengan landasan analisis yang mantap sebelum membeli saham, karena pasar modal tidak memberi garansi atas kerugian yang terjadi kepada investor.
Share:

Mengenal Analisis Teknikal Saham

Untuk diketahui bahwa ada dua karakter pelaku pasar dalam transaksi di dunia saham. Dua tipe tersebut biasa disebut sebagai Investor Saham  dan yang satunya lagi adalah Trader Saham.

1. Investor Saham, adalah mereka yang menanamkan modal untuk prospek keuntungan jangka panjang. Investor Saham secara relatif tidak membatasi keuntungannya, oleh karena itu investor yang berpengalaman biasanya telah melakukan analisis fundamental sebelum saham dibeli, agar investasi yang dilakukan berpotensi menghasilkan keuntungan maksimal.

[ Baca Juga : Mengenal Analisa Fundamental Saham ]

2. Trader Saham, adalah mereka yang membeli saham untuk keuntungan jangka jangka. Biasanya para trader saham tidak terlalu lama menyimpan saham yang mereka beli, bagi mereka saham adalah lahan untuk mendapatkan keuntungan bulanan, mingguan, bahkan harian. Dengan demikian seorang trader bisa saja menjual sahamnya di hari yang sama pada saat dia membelinya.

Berbeda dengan Investor yang menggunakan analisis fundametal dalam keputusan membeli atau menjual saham, Trader inilah yang biasanya melakukan analisis teknikal sebelum saham dibeli, dengan harapan pergerakan harga saham dalam jangka pendek dapat menghasilkan keuntungan pada target yang tertentu diperkirakan.


Prinsip Asumsi Dasar Analisis Teknikal

Analisis teknikal adalah analisa saham yang dilakukan dengan cara  memprediksi pergerakan harga saham di masa depan dengan membaca histori pola-pola pergerakan harga saham masa lampau.

Pola pergerakan harga saham yang biasanya digambarkan dalam bentuk grafik baik itu grafik garis (line chart), grafik batang (bar chart), maupun grafik lilin (candlesticks). Dalam analisis teknikal grafik ini kemudian dibaca dengan teknik tertentu untuk memprediksi pergerakan harga masa depan. Yaitu memprediksi dan mencari target harga dan waktu yang tepat untuk membeli saham, yaitu ketika harga saham dimaksud dianggap sudah cukup rendah untuk kemudian akan terjadi kenaikan harga. Kemudian memprediksi target harga dan waktu yang tepat untuk menjual saham yaitu ketika harga saham dimaksud dianggap cukup tinggi sebelum harga saham tersebut terjadi penurunan kembali.

Analisis teknikal memiliki dilakukan dengan berasumsi pada 3 prinsip utama.

1. Market Action Discounts Everything

Asumsi yang menjadi dasar analisis teknikal adalah bahwa segala hal yang mempengaruhi pergerakan pasar (baik fundamental, politik, bencana alam, dan faktor psikologis pelaku pasar) telah tercermin dalam pergerakan pasar. Dari asumsi tersebut, maka pengambilan keputusan trading Anda dapat Anda dasarkan pada pergerakan harga itu sendiri.

2. Prices Move in Trend

Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa pergerakan harga tidak bergerak secara acak. Pergerakan harga pasar berlangsung dalam satu pola (trend) tertentu dan akan terus berlangsung sampai ada tanda-tanda bahwa pola pergerakannya berhenti dan berbalik arah.

Arah trend yang dimaksud di sini bisa dalam trend naik, trend turun, atau dalam trend sideways (mendatar). Minor trend atau Day-to-Day Move merupakan fluktuasi harga yang terjadi setiap hari.

Untuk menggambarkan pola pergerakan harga dalam primary trend, dikenal adanya dua istilah utama yaitu:
  • Bull Market, yaitu pasar dalam kondisi bergairah. Bull market terjadi ketika pergerakan harga-harga saham dalam primary trend cenderung bergerak naik.
  • Bear Market, yaitu pasar yang lesu. Bear market menunjukkan pergerakan harga dalam primary trend cenderung turun.

3. History Repeats Itself

Asumsi ketiga adalah bahwa pasar selalu bergerak dalam sebuah siklus, dimana harga bergerak dalam suatu trend tertentu atau mengikuti pola-pola tertentu. Diperkirakan ada kecenderungan bahwa perilaku para investor dan pelaku pasar di masa lalu adalah sama dengan masa kini dalam menyikapi berbagai informasi yang mempengaruhi pasar. Dengan demikian, asumsi berulangnya pola-pola tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperkirakan arah pergerakan harga selanjutnya.


Fungsi Analisis Teknikal

Dengan asumsi-asumsi di atas, trader lalu akan membaca dan mengambil keputusan untuk aktivitas trading.

1. Mendeteksi Trend yang Sedang Berlangsung

Trader umumnya mengikuti trend yang terjadi. Misalnya saat harga cenderung naik, trader membuka posisi beli. Sebaliknya saat harga cenderung turun, trader membuka posisi jual. Posisi beli atau jual dilakukan pada timing tertentu yang ditentukan dengan analisis teknikal.

2. Mendeteksi Sinyal Beli Atau Jual

Analisis teknikal membantu trader untuk menentukan keputusan jual atau beli. Pada analisis teknikal, lebih menentukan waktu untuk bertransaksi, sesuai dengan sinyal yang ditunjukkan oleh pola-pola pergerakan harga saham yang terbentuk.


Hal yang Diperhatikan Dalam Analisis Teknikal

Beberapa hal penting yang terkait dengan analisis teknikal yang patut diperhatikan antara lain:

1. Grafik Harga dan Volume

Grafik harga mewakili data-data historis perdagangan instrumen trading. Ada 3 model grafik harga yang digunakan dalam perdagangan, yaitu grafik garis, grafik bar, dan grafik candlestick. Di antara 3 jenis grafik tersebut, grafik candlestick-lah yang paling populer.

Selain grafik harga, juga penting memperhatikan volume perdagangan. Volume perdagangan mengindikasikan tingkat likuiditas saham tersebut, dan seberapa fluktuatif instrumen tersebut diperjualbelikan oleh pelaku pasar.

Dengan memperhatikan grafik harga dan volume secara seksama, maka trader akan menemukan berbagai pola yang sama yang selalu terjadi dalam tiap perdagangan instrumen finansial. Pola grafik ini pun dibedakan menjadi 2, yaitu:
  • Pola Grafik per Batang, untuk trading jangka pendek. Contoh pola ini antara lain seperti pola Doji, Hammer, Morning Star, dan lain-lain. contoh pola ini lengkapnya bisa dilihat di infografis ini.
  • Pola Grafik yang lebih panjang, untuk jangka yang lebih panjang. Contoh pola ini antara lain seperti Cup and Handle, Head and Shoulder, Ascending Triangle, dan lain-lain.
2. Trend dan Indikator

Trend pergerakan harga saham yang sedang berlangsung diibaratkan seperti musim, sementara indikator dapat diibaratkan sebagai tanda-tanda yang menunjukkan arah cuaca.

Jika hujan sering terjadi di musim hujan, maka penurunan harga lebih sering terjadi bila pergerakan harga sedang dalam trend turun. Cara mengidentifikasinya dengan melihat tanda-tanda perubahan cuaca, atau yang dalam analisis teknikal kita sebut sebagai indikator. Indikator ini berfungsi sebagai penanda pola atau trend yang sedang berlangsung, sekaligus sinyal jual beli, seperti halnya melihat tanda-tanda jenis cuaca tertentu.

Namun indikator tersebut bukan indikator yang muncul begitu saja, melainkan suatu batasan imaginer yang diciptakan oleh trader itu sendiri berdasarkan asumsi-asumsi yang diperkirakan berdasarkan trend pergerakan saham masa lalu.

Dalam analisis teknikal, terdapat banyak indikator yang diidentifikasi dengan penamaan istilah yang umum. Beberapa indikator yang umum digunakan antara lain dikenal dengan istilah-istilah sebagai berikut: Moving Average, Moving Average Convergence/Divergence (MACD), Support, Resistance, Elliot Wave, Fibonacci Retracements, Pivot Point, Stochastic, Relative Strength Index (RSI), dan lain-lain.

Diharapkan dengan adanya indikator yang melengkapi grafik, muncul sebuah perspektif atau prediksi dalam analisa. Trader pun dapat membuat keputusan transaksinya.

Bila anda berminat mendalami analisis teknikal, silakan melakukan pembelajaran baik melalui berbagai sumber di internet, Youtube, membaca buku investasi saham, mengikuti seminar, bergabung dengan komunitas, melalui group media sosial, atau cara-cara lainnya yang bisa anda temukan saat ini.

[ Baca Juga : Mana yang Lebih Bagus, Analisis Fundamental atau Teknikal? ]
Share:

Mengenal Analisis Fundamental Saham

Analisis fundamental adalah analisis saham yang dilakukan dengan cara mengkaji dan mengevaluasi informasi-informasi dan data-data mendasar suatu perusahaan beserta faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut.

[ Baca Juga : Mengenal Analisis Teknikal Saham ]

Sebelum mengenal lebih jauh analisis fundamental saham, mari pahami kembali pengertian dari investasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia: investasi/ invĂ©stasi/ merupakan penanaman uang atau modal pada suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Secara umum investasi dapat diartikan sebagai meluangkan/ memanfaatkan waktu, uang atau tenaga demi keuntungan/ manfaat pada masa datang. Jadi, dapat dikatakan investasi merupakan membeli sesuatu dan diharapkan pada masa yang akan datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi dari semula.

Mengapa Perlu Analisis Fundamental Saham?

Membeli saham untuk investasi, artinya investor mempercayakan sejumlah dana (modal) guna mendapatkan keuntungan dari usaha yang dijalankan oleh perusahaan. Oleh karena itu membeli saham untuk investasi itu sama halnya dengan mencari rekan usaha. Untuk mewujudkan tujuan investasi maka investor harus mencari perusahaan yang amanah (dipercaya) akan memanfaatkan modal yang anda berikan dengan sebaik-baiknya untuk menghasilkan keuntungan dan terhindar dari kerugian.

Untuk menemukan perusahaan  tersebut salah satu caranya adalah melalui Analisis Fundamental Saham.

Analisis fundamental adalah analisa saham yang dilakukan dengan cara mengkaji dan mengevaluasi informasi-informasi dan data-data mendasar suatu perusahaan beserta faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut. Analisis fundamental dilakukan meliputi hal-hal kuantitatif (keuangan), maupun kualitatif (non-keuangan).

Metode Analisis Fundamental Saham

Secara umum metode analisis fundamental saham terbagi dua macam yaitu top down dan bottom up. Untuk top down, obyek yang dianalisa adalah kondisi makro ekonomi, sektor industrinya dan terakhir perusahaan. Sedangkan bottom up adalah kebalikannya mulai dari perusahaan, sektornya dan kondisi makro ekonomi.

Keadaan makro ekonomi sebuah negara sangat mempengaruhi kondisi sebuah perusahaan. Banyak yang percaya, pertumbuhan nilai perusahaan sangat dipengaruhi kondisi makro. Karena itu analisa keadaan makro ekonomi sebuah negara sangat penting.

Indikator ekonomi makro yang biasa digunakan diantaranya produk domestik bruto (gross domestic prioduct/GDP), angka penggguran, inflasi dan suku bunga acuan alias BI rate. Hal lain yang juga perlu dianalisis yaitu jumlah uang beredar, neraca pembayaran, angaran belanja negara dan lain-lain. Dengan menganalisis, investor dapat mengetahui bagaimana prospek perekonomian ke depan, sekaligus prediksi atau peluang krisis terjadi.

Setelah mengetahui kondisi perekonomian hal yang tidak kalah penting adalah menganalisa sektor industri di mana perusahaan berada. Tingkat persaingan dalam industri sangat penting dipahami. Apakah persaingannya sehat atau tidak? Terakhir adalah menganalisa perusahaan dimana kita ingin berinvestasi. Analisa perusahaan sebenarnya cukup luas mulai dari analisa bisnis model perusahaan, manajemen perusahaan, laporan keuangan hingga valuasi.

Analisis Laporan Keuangan

Secara berkala, perusahaan publik yang terdaftar di bursa wajib mempublikasikan laporan keuangannya. Laporan keuangan tersebut antara lain dapat diperoleh di website PT Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) pada menu Perusahaan Tercatat > Laporan Keuangan dan Tahunan.

Kemampuan memahami dan menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan adalah salah satu hal mendasar yang harus dikuasai dalam melakukan analisa fundamental saham. Dari laporan keuangan perusahaan, investor dapat mengetahui jumlah ekuitas, aset, hutang, pendapatan atau laba beserta informasi penting lainnya yang terkait dengan keuangan perusahaan.

Metode standar dalam menganalisa laporan keuangan, adalah dengan menghitung rasio-rasio tertentu dari data-data keuangan yang dilaporkan sebagai indikator untuk menilai harga dari suatu saham. Dimana tujuannya adalah mengetahui apakah harga pasar saham tersebut murah (under value) atau mahal (over value).

Diantaranya, ada 9 rasio keuangan yang sering hitung dan digunakan dalam analisa fundamental saham, yaitu:

1. EPS (Earning Per Share) : rasio laba bersih per lembar saham
EPS = Laba Bersih : Jumlah Total Lembar Saham yang Beredar
EPS dihitung untuk mengetahui laba bersih yang dihasilkan perusahaan dari setiap lembar saham. Misalkan didapatkan EPS bernilai Rp100, artinya setiap lembar saham menghasilkan laba sebesar Rp 100 bagi perusahaan.

Perusahaan yang memiliki EPS meningkat dari waktu ke waktu (trend positif) kemungkinan besar menunjukkan penjualan dan labanya naik sehingga perusahaan berpotensi bertumbuh dengan baik. Sebaliknya, EPS yang turun menunjukkan penurunan penjualan dan laba.


2. PER (Price to Earning Ratio) : rasio laba bersih per lembar saham dibandingkan harga sahamnya.
PER = Harga Saham : Laba per Lembar Saham (EPS)
PER dihitung untuk mendapatkan gambaran lamanya waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menghasilkan dana senilai harga sahamnya.Misalnya, setelah dihitung saham suatu perusahaan seharga Rp 100 diperoleh EPS sebesar Rp 20 per tahun, artinya saham tersebut memiliki PER sebesar: Rp 100 : Rp 20 per tahun = 5x (tahun).

Artinya jika laba perusahaan tetap Rp20 per tahun (perusahaan tidak bertumbuh atau menyusut), dibutuhkan waktu 5 tahun untuk menghasilkan dana senilai harga sahamnya. Semakin besar PER artinya perusahaan tersebut memiliki pehangasilan yang semakin kecil dibandingkan harga sahamnya.

3. PBV (Price to Book Value) : rasio harga saham dibandingkan kekayaan bersih perusahaan.
PBV = Harga Saham : Nilai Buku per Lembar Saham (BV)
dimana
BV = Kekayaan Bersih (Ekuitas) : Jumlah Lembar Saham Beredar
PBV dihitung untuk mendapatkan gambaran seberapa besar dana yang dikeluarkan untuk membeli perusahaan yang dihitung berdasarkan nilai kekayaan bersih atau disebut juga nilai bukunya. Misalkan, setelah dihitung diperoleh PBV sebesar 2x, artinya harga saham sudah tumbuh sebesar dua kali lipat dibandingkan kekayaan bersih suatu perusahaan.

PBV yang semakin tinggi bisa dianalogikan bahwa saham tersebut semakin mahal, sebaliknya semakin rendah bisa dianalogikan bahwa harga saham semakin murah. Namun untuk mengetahui kewajarannya perlu dilakukan analisa lebih lanjut lagi.

4. ROE (Return On Equity) : rasio perolehan laba bersih dibandingkan dengan total kekayaan bersih perusahaan (ekuitas).
ROE = Laba Bersih : Kekayaan Bersih
ROE dihitung untuk mendapatkan gambaran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atas modal yang dimiliki. Misalnya, setelah dihitung diperoleh ROE sebesar 10% berarti setiap Rp 100 kekayaan bersih perusahaan yang ditanamkan oleh pemodal memberikan kontribusi laba bersih sebesar Rp 10.

ROE merupakan indikator seberapa efisien sebuah perusahaan dijalankan. Semakin tinggi ROE artinya semakin tinggi kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari modal yang dimiliki.

5. ROA (Return On Asset) : rasio perolehan laba bersih dibandingkan dengan total aset perusahaan.
ROA = Laba Bersih : Total Aset
ROA dihitung untuk mendapatkan gambaran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan aset yang dimiliki. Misalnya, setelah dihitung diperoleh ROA sebesar 5% berarti setiap Rp 100 aset perusahaan memberikan kontribusi laba bersih sebesar Rp 5.

ROA merupakan indikator seberapa efektif aset sebuah perusahaan digunakan. Semakin tinggi ROA artinya semakin tinggi kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset yang dimiliki.

6. DER (Debt to Equity Ratio) : rasio jumlah hutang dan kewajiban yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan kekayaan bersihnya.
DER = Total Kewajiban (Hutang) : Kekayaan Bersih
DER dihitung untuk mendapatkan gambaran potensi kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban hutang-hutangnya. Misanya, setelah dihitung didapatkan DER < 1, maka menunjukkan bahwa perusahaan memiliki hutang lebih sedikit dibandingkan kekayaan bersihnya, sedangkan bila DER > 1, maka perusahaan memiliki hutang lebih besar dari kekayaan bersihnya.

DER merupakan salah satu indikator kesehatan keuangan perusahaan. Hindari perusahaan DER yang besar, misalnya dengan rasio > 1, karena jika suatu perusahaan memiliki hutang yang besar, maka hal tesebut sangat berisiko terhadap kestabilan keuangan dan kelangsungan perusahaan.

7. OPM (Operational Profit Margin) : rasio
NPM = Laba Operasional : Penjualan
OPM dihitung untuk mendapatkan gambaran laba operasional yang dihasilkan dibandingkan dengan nilai penjualan, dimana Laba Operasional adalah laba yang dihasilkan setelah dikurangi beban pokok dan biaya operasional perusahaan. Misalkan, setelah dihitung diperoleh Laba Operasional sebesar Rp 20 dengan nilai penjualan Rp 100, maka OPM nya sebesar Rp 20 : Rp 100 = 20%.

Semakin besar OPM artinya perusahaan tersebut memiliki potensi penghasilan laba operasional yang besar.

8. NPM (Net Profit Margin) : rasio
OPM = Laba Bersih : Penjualan
NPM dihitung untuk mendapatkan gambaran laba bersih yang dihasilkan dibandingkan dengan nilai penjualan, dimana Laba Bersih adalah laba yang dihasilkan setelah dikurangi beban pokok, biaya operasional dan pajak-pajak yang menjadi kewajiban perusahaan. Misalkan, setelah dihitung diperoleh Laba Bersih sebesar Rp 15 dengan nilai penjualan Rp 100, maka NPM nya sebesar Rp 15 : Rp 100 = 15%.

Sama halnyanya dengan OPM, semakin besar NPM artinya perusahaan tersebut memiliki potensi penghasilan laba bersih yang besar pula.

9. DY (Dividend Yield) : rasio perolehan dividen yang dibagikan terhadap harga sahamnya di pasar.
DY = Dividend per Lembar Saham : Harga Saham
DY dihitung untuk mengetahui potensi pendapatan dividen yang akan diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Misalnya, jika sebuah perusahaan membagikan dividen per lembar saham sebesar Rp 150, pada saat harga saham sebesar Rp 1.000, maka dividend yield-nya adalah sebesar 15%.

Namun perlu diketahui, tidak semua emiten di Bursa Efek Indonesia membagikan dividen, dimana kebijakan dividen merupakan kebijakan yang ditetapkan dalam RUPS perusahaan.

Perusahaan yang secara rutin membagikan dividen mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki kestabilan laba bersih serta menghargai kontribusi modal yang diperoleh dari para investor pemegang sahamnya.

Membandingkan Saham Perusahan Sejenis

Setelah menghitung rasio-rasio keuangan, sebaiknyanya analisa dilanjutkan dengan membandingkan terhadap perusahaan-perusahaan sejenis dalam industri yang sama. Dengan demikian maka bisa didapatkan gambaran tingkat kewajaran dari rasio-rasio yang telah dihitung tersebut.

Sebagai referensi, penilaian perusahaan guna mencari saham yang layak untuk investasi dengan membandingkan rasio-rasio keuangannya, sebagaimana dijelaskan di atas di rangkum sebagai berikut:
  • EPS (Earning Per Share) : disarankan yang lebih besar
  • PER (Price to Earning Ratio) : disaran yang lebih kecil
  • PBV (Price to Book Value) : disaran yang lebih kecil
  • ROE (Return On Equity) : disaran yang lebih besar
  • ROA (Return On Asset) : disaran yang lebih besar
  • DER (Debt to Equity Ratio) : disaran yang lebih kecil
  • OPM (Operational Profit Margin) : disaran yang lebih besar
  • NPM (Net Profit Margin) : disaran yang lebih besar
  • DY (Dividend Yield) : disaran yang lebih besar
Penilaian kewajaran rasio-rasio keuangan tersebut bersifat sangat subjektif bagi masing-masing investor, dan dapat berbeda karakteristik pada tiap-tiap industri.

Menentukan Nilai Intrinsik Saham

Mencari nilai intrinsik merupakan tingkatan lebih lanjut dalam analisa fundamental. Mencari nilai intrinsik saham adalah tujuan sebenarnya dari analisa fundamental saham.

Nilai intrinsik adalah nilai sesungguhnya suatu saham yang diperhitungkan secara rasional. Pencarian nilai intrinsik saham memperhitungkan aset-aset yang terlihat maupun aset-aset yang tidak terlihat suatu perusahaan, serta faktor faktor lain dari internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja perusahaan.

Meskipun ada referensi metode menghitung nilai intrinsik suatu saham, seperti yang dilakukan oleh investor yang cukup terkenal yaitu Warren Buffet. Pada kenyataannya keputusan yang diambil bersifat sangat subjektif, mengingat investor satu dengan investor lainnya tentu memiliki pengalaman, wawasan, karakter, profil resiko berbeda, sehingga dapat menggunakan pendekatan dan penilaian yang berbeda pula dalam menentukan nilai intriknsik saham.

[ Baca Juga : Mana yang Lebih Bagus, Analisis Fundamental atau Teknikal? ]
Share:

Recent Posts

Popular Post