Analisis Investasi & Informasi Pasar Indonesia

7 Tips Investasi Saham Bagi Investor Pemula



Menjadi investor saham, tidaklah semudah yang dikatakan. Memang praktiknya seperti hal yang sederhana, membeli, menunggu harga naik, kemudian menjual saham yang dipegang. Namun, tanpa pengetahuan dan pengalaman yang cukup, investasi saham bisa berisiko kerugian.

Investasi saham merupakan investasi yang berpotensi menghasilkan keuntungan yang besar, namun juga memiliki risiko yang besar (high risk high return). Menghadapi hal tersebut tentunya setiap investor harus berhati-hati dalam investasi saham. Apalagi bagi investor pemula yang belum berpengalaman.

[ Baca Juga : Pontensi Keuntungan yang Didapatkan dari Investasi Saham ]
[ Baca Juga : Apa Risiko Investasi Saham ]

Berikut ini adalah tips untuk meraih keuntungan dan menghindari risiko terjadinya kerugian dari investasi saham,

1. Mulai dengan nilai investasi yang kecil dahulu. Tujuan utamanya adalah untuk proses belajar.

Jika Anda belum terlalu mengenal pasar saham, disarankan untuk memulai dengan modal minimal terlebih dahulu. Sehingga bila salah pilih saham maka kerugian yang terjadi tidak terlalu besar. Anda perlu membiasakan dengan software untuk jual beli saham, belajar analisis saham, merasakan emosional fluktuasi/volatilitas saham serta mengambil keputusan dalam portofolio. dan sebagainya, semua itu perlu waktu. Jika sudah mantap, silakan menambah nilai investasi Anda.

2. Lakukan Analisis saham, cari saham perusahaan berfundamental baik.

Saat ini diketahui ada dua cara analisis yang umum dilakukan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Untuk investasi sebaiknya lakukan analisa fundametal untuk mencari perusahaan berfundamental baik. Cirinya perusahaan ini dikenal publik, punya usaha yang jelas, produknya laku di pasaran, menghasilkan keuntungan, tidak banyak utang, manajemen transparan dan sebagainya.

[ Baca Juga : Mengenal Analisis Fundamental Saham ]

3. Saham blue chip, sebagai opsi awal.

Saham blue chip biasanya ramai diperdagangkan, sehingga bisa dikatakan sangat liquid di pasar saham, dan pergerakan harganya secara umum stabil. Volatilitas harga sahamnya cenderung rendah, dimana sangat jarang terjadi kenaikan atau penurunan yang terlalu jauh dalam perdagangannya. Dengan demikian resiko kerugian dalam bentuk capital lost dari saham ini bisa dikatakan rendah.

4. Jangan tergiur untuk membeli saham gorengan.

Saham gorengan umumnya pergerakan harganya tidak jelas sebabnya. Ketika saham ini ramai diperdagangkan, kenaikan atau penurunan harga saham gorengan bisa bergerak sangat drastis bahkan bisa mencapai batas atas perdagangan (ARA: Auto Reject Atas) atau batas bawah pedagangan (ARB: Auto Reject Atas). Ini yang membuat saham lapis tiga cukup rawan dipermainkan harganya oleh pelaku pasar yang bermodal besar. Saham gorengan saham ini yang dapat menyesatkan investor atau trader awam dengan membeli saham pada posisi harga saham yang kemahalan dari harga seharusnya.

[ Baca Juga : Kenali Saham Blue Chips, Second Liner, dan Saham Gorengan ]

5. Fokus pada jangka panjang.

Pasar saham sangat berisiko dalam jangka pendek karena fluktuatif. Namun investasi bisa aman dalam jangka panjang yaitu pada saham perusahaan yang berfundamental baik. Semakin lama investasi, semakin besar tingkat keuntungan. Berdasarkan sejarah pasar saham Indonesia, terbukti bahwa jika kita investasi berupa saham dalam jangka panjang, maka peluang meraih return sekitar 12% pertahun (angka ini didapat perkiraan kenaikan IHSG dalam jangka panjang).

6. Lakukan diversifikasi portofolio.

Don't put all your eggs in one basket. Belilah beberapa saham dengan sektor indutri yang berbeda untuk menekan risiko. Memiliki beberapa saham mebuat risiko kerugian lebih kecil dari pada membeli hanya satu jenis saham. Jika satu saham berkinerja turun, kemungkinan saham lain bisa naik. Namun perlu dipahami diversifikasi bukan sekedar asal memisahkan alokasi dana dengan membeli saham secara sembarangan. Investor tetap harus melakukan analisis pada setiap saham dengan proyeksi untuk mendapat keuntungan di masa depan.

[ Baca Juga : Apa yang Dimaksud Diversifikasi Portofolio? ]

7. Lakukan review portofolio dan analisis ulang secara berkala.

Review bisa setiap 3 bulan sekali, 6 bulan sekali, atau setahun sekali. Tujuannnya adalah jika ada saham yang salah pilih, tidak bagus kinerjanya, misalnya produknya gagal di pasaran, merugi, dan sebagainya, maka alikasi investasinya bisa dipindah dengan saham lain yang lebih baik.

Dengan melakukan langkah-langkah di atas, kemungkinan Anda meraih keuntungan di pasar saham.

Share:

Recent Posts

Popular Post