Ekonomi, Investasi & Aset Digital

Penting! Mengenal Fungsi Uang yang Harus Kamu Pahami


Siapa yang tidak mengenal "Uang", kita semua sering menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Baik untuk sekedar jajan, belanja online, atau nabung untuk masa depan? Semua aktivitas tersebut menggunakan uang. Meskipun demikian, apakah Anda sudah benar-benar memahami fungsi uang?

Memahami fungsi uang adalah penting, karena kita menggunakan uang baik pada saat ini, dan akan terus menggunakannya di masa depan. Kita menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan saat ini serta menyimpan nilai untuk kesejahteraan di masa depan.


Apa itu Uang?

Sebelum memahami fungsinya, kita harus mengerti dan mengenal dahulu perngertian dari uang. Sesuatu dapat dijadikan sebagai uang jika objek tersebut telah memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu

  • diterima secara umum (acceptability)
  • memiliki ketahananan yang kuat (durability)
  • kualitasnya yang sama (uniformity) setiap unit hitungnya
  • jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta tidak mudah dipalsukan (scarcity)
  • mudah dibawa (portable)
  • mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility)
  • serta memiliki nilai yang stabil (stability of value).

Pada saat ini kita mengenal uang dalam bentuk mata uang diterbitkan oleh Negara atau Bank Sentral sebagai lembaga yang memegang kepercayaan atas penerbitan uang dan kebijakan moneter terkait yang melekat.


Fungsi Uang

Fungsi dasar adalah peran fundamental yang harus dimiliki oleh suatu objek agar dapat dikategorikan sebagai uang. Fungsi ini meliputi:

1. Alat Tukar (Medium of Exchange)

Fungsi ini merupakan peran utama uang yang paling mendasar. Uang memfasilitasi pertukaran barang dan jasa secara tidak langsung. Keberadaan uang mengatasi kendala dalam sistem barter yang hanya bisa dilakukan hanya antar pihak yang saling membutuhan (double coincidence of wants). Dengan uang, proses transaksi menjadi lebih efisien dan memicu spesialisasi produksi.

2. Satuan Hitung (Unit of Account)

Uang berfungsi sebagai standar umum untuk mengukur dan menyatakan nilai. Semua barang dan jasa dalam perekonomian dinyatakan nilainya dalam satuan unit moneter (misalnya, Rupiah, Dolar, Euro). Fungsi ini memiliki dua implikasi penting:

  • Menentukan nilai/harga berbagai jenis barang/jasa.
  • Memudahkan pencatatan dalam akuntansi dan kalkulasi ekonomi lainnya.

3. Penyimpan Nilai (Store of Value)

Uang memungkinkan nilai kekayaan ditransfer dari satu pihak ke pihak lainnya, dan menyimpannya untuk masa depan, yang dapat digunakan sewaktu-waktu dengan mudah (liquid).


Secara umum, uang memegang peran penting dalam melancarkan kegiatan ekonomi. Tiga fungsi aslinya, alat tukar, satuan hitung, dan penyimpan nilai, memiliki peran penting dalam sistem perdagangan, kredit, hingga pasar modal yang kompleks. Stabilitas dan kepercayaan terhadap nilai uang merupakan hal mutlak agar uang dapat menjalankan semua fungsinya secara optimal.

Share:

Hanya dengan Rp 10.000 Kamu Udah Bisa Beli Bitcoin!

Bagi yang mengikuti beritanya, mungkin kalian sudah dengar kalau harga Bitcoin (BTC) mahal sekali. Harga Bitcoin saat ini ada di kisaran 1,8 miliar rupiah (Oktober 2025), bahkan beberapa waktu lalu sempat berada pada harga tertingginya (all time high) di atas 2 miliar rupiah.

Jika pikiran kamu mengatakan, "Wah, mustahil banget gue bisa punya Bitcoin!"

Eits, KAMU SALAH!

Kamu Tidak Perlu Punya Uang Miliaran Untuk Mulai Investasi Bitcoin

KEKELIRUAN BESAR PERTAMA atas pemahaman tentang Bitcoin adalah "Bitcoin harus dibeli per unit". Ini adalah keliruan pertama karena seseorang belum memahami tentang Bitcoin.

Kenalan dengan Si Kecil "Satoshi" (Sat)

Jika kamu pernah dengar pecahan uang konvensinal dalam bentuk sen (cent), atau emas dalam pecahan gram, maka Bitcoin juga bisa dipecah dengan sebutan satoshi (sat). Satoshi adalah pecahan terkecil dari Bitcoin. Nama ini diambil dari Satoshi Nakamoto, sosok misterius pencipta Bitcoin.

1 BTC = 100.000.000 Sat

Tahukah kamu bahwa ternyata 1 BTC, dalam perhitungannya adalah sama degan 100 juta Satoshi! Begitulah perhitungan Bitcoin dalam sistem jaringannya. 

Anggaplah, jika 1 BTC = Rp 20.000.000.000,- (20 miliar) maka 1 sat = Rp 20,-

Dan ketahuilah bahwa platform exchange di Indonesia membolehkan kamu untuk membeli Bitcoin hanya senilai Rp 10.000, Rp 50.000, atau Rp 100.000. Platform exchange akan otomatis menghitung berapa jumlah Satoshi yang kamu dapatkan.

Contoh Simpel: Jika 1 BTC harganya Rp 20.000.000.000, dan kamu beli senilai Rp 20.000, kamu akan mendapatkan 0,00001 BTC atau 1000 Satoshi.

Dalam perhitungan sebenarnya tentu akan ada biaya dan pajak dalam pembelian Bitcoin yang umumnya nilainya sekitar 0,3 s.d. 0,5 % tergantung kebijakan masing-masing platform.

Bitcoin Bukan Hanya Untuk Orang Kaya

Kini kamu sudah paham bahwa Bitcoin bisa dibeli dalam pecahan kecil, maka tidak perlu menunggu kaya untuk kamu bisa memiliki Bitcoin. Kamu bisa memulai sekarang juga untuk menjadi investor Bitcoin.

Dan jika Anda memutuskan untuk mulai berinvestasi bolehlah menggunakan referral platform exchange berikut ini:

  • Kode referral Indodax : Ole79
  • Kode referral Pintu : @muhammadsoleh

Selain dua platform kripto di atas, kamu juga bisa menggunakan platform lain mulai berinvestasi Bitcoin.

Namun jangan lupa, pelajari dahulu dengan baik tentang Bitcoin sebelum mulai membelinya untuk investesi karena keuntungan maupun kerugian dalam berinvestasi adalah resiko dan tanggub jawab anda sendiri.

Good luck!

Share:

Risiko Besar yang Mengintai Investor Cryptocurrency

Sebelum Anda tergoda untuk masuk ke dunia kripto, penting sekali untuk memahami bahwa berinvestasi di kripto bukanlah jalan pintas menuju kekayaan. Ini adalah lahan yang penuh dengan risiko dan bahaya. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Anda harus ekstra hati-hati.


1. Volatilitas yang Gila-Gilaan

Bayangkan roller coaster yang naik turunnya tidak bisa ditebak. Itulah gambaran pasar kripto. Harga suatu aset kripto bisa melonjak 100% dalam satu hari, tetapi juga bisa terjun bebas 80% keesokan harinya. Fluktuasi ini bisa didorong oleh berbagai hal, seperti  sentimen pasar, berita, atau hanya karena sebuah tweet dari figur berpengaruh (seperti Trump dan Elon Musk). Jika Anda terjebak dalam situasi tersebut, kerugian besar bisa terjadi dalam sekejap.

2. Teknologi yang Kompleks dan Kurangnya Pemahaman

Banyak orang terjun ke crypto hanya karena takut ketinggalan (FOMO - Fear Of Missing Out), tanpa memahami dasar teknologinya. Mereka membeli aset hanya berdasarkan desas-desus, bukan karena memahami nilai proyek di baliknya. Investasi tanpa pengetahuan adalah spekulasi, dan spekulasi adalah bentuk perjudian yang berisiko tinggi.

3. Risiko Scam Project  (Rug Pull)

Cryptocurrency adalah suatu program digital yang dibuat oleh manusia. Bagaimana tujuannya tergantung keinginan dari yang membuatnya. Tidak sedikit yang membuatnya sebagai modus untuk mengambil uang dari para trader dan kemudian meninggalkannya begitu saja.

Scam project adalah modus penipuan dengan project kripto, tujuannya hanya untuk mendapatkan uang trader dari pasar kripto. Developer scam project akan mempromosikan proyek kripto baru untuk menarik para trader masuk membeli aset kripto buatannya. Ketika banyak trader yang memiliki atau bahkan FOMO untuk membeli aset kripto tersebut, tanpa disadari developernya justru menjual asetnya sendiri dalam jumlah besar untuk mengambil keuntungan, dan meninggalkan project kriptonya.

4. Stres Emosional dan Candu Trading

Melihat grafik harga yang berubah setiap detik dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang luar biasa. Banyak trader pemula yang menjadi "gila" dan terus memantau pergerakan harga, hingga mengganggu pekerjaan dan kehidupan pribadi. Kemudahan akses dan volatilitas yang tinggi juga bisa memicu kecanduan trading, mirip dengan kecanduan judi.

5. Regulasi yang Masih Belum Sempurna

Memang tidak ada yang sempurna di dunia ini, namun berbeda dengan pasar saham atau perbankan yang diatur ketat oleh lembaga seperti BI & OJK, dunia crypto masih berada di area "abu-abu" secara regulasi di banyak negara, termasuk Indonesia. Meski Bappebti & OJK sudah mulai mengawasi, perlindungan untuk investor retail masih sangat terbatas. Jika terjadi masalah, seperti platform exchange bangkrut, tidak ada jaminan aset kripto anda bisa diselamatkan.

6. Risiko Peretasan (Scam)

Dompet digital Anda adalah aset yang bisa menjadi sasaran orang yang ingin mencuri. Maka jagalah dompet digital anda, jangan sampai tertipu modus phishing, yaitu link atau website palsu yang dirancang untuk mencuri user id, password, atau kata kunci (private key) dompet digital Anda. Jika ini terjadi, semua aset kripto Anda bisa lenyap dan hampir mustahil untuk dilacak.


Cryptocurrency adalah teknologi revolusioner dengan potensi yang besar untuk mengubah masa depan keuangan. Namun, di balik potensinya, tersimpan risiko yang tidak main-main.

Edukasi diri Anda sendiri, Jangan malas belajar! Pahami apa itu blockchain, cara kerja dompet digital, dan apa tujuan dari proyek kripto yang ingin Anda beli. Jangan biarkan rasa serakah dan FOMO menguasai logika Anda.

Berinvestasilah dengan kepala dingin, pengetahuan yang cukup, dan kesiapan mental untuk menerima segala kemungkinan, termasuk kerugian total. Ingatlah pepatah lama: "Jika sesuatu terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, mungkin itu memang hanyalah kebohongan."


Tetaplah waspada!

Share:

Mengapa Hanya Ada 21 Juta Bitcoin? Ini Penjelasannya!


Pernah dengar tentang Bitcoin? Cryptocurrency yang pertama yang dibuat pada tahun 2009 oleh Satoshi Nakamoto. Jika belum dan anda ingin mengetahuinya, silakan buka tautan Mengenal Bitcoin, Mata Uang Digital yang Semakin Populer.

Satu hal yang menjadi menarik perhatian dari Bitcoin yaitu, jumlahnya hanya ada 21 juta, dan tidak bisa bertambah lagi. Hal inilah yang dihubungkan dengan hukum supply & demand dalam ekonomi, yaitu ketika suatu aset jumlahnya terbatas atau langka, (jika permintaan tumbuh) maka harganya akan naik. Apakah harga Bitcoin akan terus naik, dan kapan naiknya tidak ada tahu, pada kenyataannya harga Bitcoin masih terus berfluktuasi.

Tapi, mengapa hanya 21 juta? Mengapa tidak bisa dibuat lebih banyak, mari kita bahas dengan bahasa yang sederhana!

1. Sejak awal Bitcoin sengaja dirancang terbatas oleh Penciptanya

Salah satu kosep dasar Bitcoin adalah menentang sistem uang fiat yang dapat dicetak oleh pemilik otoritas dalam jumlah yang tidak tentu, bahkan dalam kasus-kasus tertentu negara-negara di dunia melakukan pencetakan uang fiat begitu banyaknya. Hal ini mengakibatkan nilai uang menjadi turun dan harga-harga naik, yang secara umum kita kenal dengan nama inflasi.

Pencipta Bitcoin ingin agar mata uang ciptaannya benar-benar menjadi penyimpan nilai kekayaan yang aman dan tidak menurun dalam jangka panjang. Hasil yang diperoleh seseorang dari usaha dan sumber daya yang dikeluarkan saat ini, ingin tetap secara adil dapat disimpan dalam mata uang yang bisa ditukar dengan barang/jasa atau  aset minimal dengan nilai yang tetap setara, dimasa mendatang.

Oleh karena itu suplly Bitcoin sebagai mata uang menurutnya harus terencana dalam peredarannya.

2. Jawabannya Ada di dalam "Protokol Bitcoin" 💻

Sebenarnya jumlah 21 juta ini tidak ditentukan sebagai batasan yang ditetapkan begitu saja. Total jumlah Bitcoin ini tertanam di dalam protokol (kode pemrograman) Bitcoin. Protokol Bitcoin ini seperti aturan main yang sudah ditetapkan sejak awal.

Bitcoin baru terbit sebagai hadiah dari proses minning (penambangan). Yaitu proses di mana komputer-komputer khusus pencatat transaksi Bitcoin bersaing untuk menjadi pencatat pertama dari suatu transaksi yang terjadi dalam jaringan Bitcoin. Catatan ini kemudian dihimpun menjadi kumpulan catatan transaksi yang disebut dengan blok.

  1. Protokol mengatur sedemikian rupa, sebuah blok baru terbentuk setiap sekitar 10 menit.
  2. Setiap terbentuknya blok baru, penambang menerima hadiah berupa fee transaksi dan sejumlah Bitcoin baru.
  3. Pada awalnya, hadiah setiap tebentuknya blok baru adalah 50 Bitcoin.
  4. Jumlah hadian ini bekurang setengahnya setiap terbentuknya 210.000 blok baru (terjadi sekitar periode 4 tahun), menjadi 25 Bitcoin, kemudian 12,5 Bitcoin dan seterusnya. Ini yang disebut Halving Bitcoin.
  5. Proses halving ini berlanjut hingga hadiah blok semakin lama dan semakin sedikit dari waktu ke waktu hingga mendekati nol, di mana total Bitcoin yang diterbitkan akan mencapai batas 21.000.000 BTC.

Begini kira-kira perhitungan jumlah Bitcoin baru yang terbit.

Total BTC = 210.000 x (50 + 25 + 12.5 + 6.25 + 3.125 + 1.5625 + ...)

Dimana setelah dilakukan perhitungan dan pembulatan maka jumlah Bitcoin yang akan terbit totalnya adalah 20.999.999,9769 Bitcoin (~ 21.000.000).


3. Apakah Jumlah Terbatas Bitcoin Ini Penting?

Total 21 juta Bitcoin ini menjadi "fitur" yang sangat penting yang dirancang untuk memberikan dua manfaat besar:

  • Anti-Inflasi: Uang tradisional bisa dicetak tanpa batas oleh bank sentral. Jika terlalu banyak uang dicetak, nilainya akan turun (inilah yang disebut inflasi). Karena Bitcoin memiliki batas pasti (yaitu 21 juta), ia diharapkan tahan terhadap inflasi. Kelangkaannya inilah yang diharapkan dapat menjaga nilainya dalam jangka panjang.
  • Kepercayaan: Batasan ini membuat orang percaya pada sistem Bitcoin. Mereka tahu bahwa tidak ada satu pun pihak, baik pemerintah, bank, atau bahkan penciptanya yang bisa tiba-tiba "mencetak" Bitcoin lebih banyak untuk keuntungan mereka sendiri. Aturan mainnya tetap dan transparan untuk semua orang.


Kesimpulan:

Singkatnya, hanya akan ada 21 juta Bitcoin karena aturan tersebut sudah tertulis dalam protokol dan ditegakkan oleh seluruh jaringan komputer yang menjalankan jaringan Bitcoin. Aturan ini dirancang agar Bitcoin menjadi aset yang langka dan tahan inflasi, memberinya nilai dan keunikan di dunia digital.

Jumlah Bitcoin belum seluruhnya terbit saat ini, namun jika dihitung, saat ini sudah terbit sekitar 20 juta Bitcoin, dan sisanya akan terbit secara kontinyu sesuai protokol sebagaimana dijelaskan di atas dan diperkiran penerbitan terakhir terjadi pada tahun 2140 nanti.

Share:

Mengapa Bitcoin Secara Teknis Sangat Kuat, Tahan Retas, & Bebas Intervensi

Jika Anda mulai mempertimbangkan Bitcoin sebagai aset, penting untuk memahami bahwa nilainya tidak hanya terletak pada harganya, tetapi juga pada kekuatan teknologi di belakangnya.

Bitcoin bukan sekadar mata uang digital; melainkan sebuah sistem atau protokol yang berjalan dalam jaringan internet global yang dirancang secara cermat agar tahan sensor, tahan gangguan, dan tidak dapat diatur-atur secara sembarangan oleh entitas mana pun. Berikut ini adalah penjelasannya.

1. Kriptografi dan Blockchain

Benteng keamanan teknis Bitcoin adalah penggunaan kriptografi canggih dan struktur data blockchain, hal ini menjadi fondasi utama kekuatan protokol bitcoin yang tahan peretasan, dan bebas intervensi.

A. Enkripsi, Transparansi Dan Anonimitas

Semua transaksi dilindungi dengan enkripsi, namun tetap transparan sehingga dapat dilihat oleh siapa pun di seluruh dunia, dengan identitas pengguna dilindungi oleh alamat publik (serangkaian angka dan huruf). Transparansi penuh ledger (buku besar) memastikan bahwa setiap orang dapat memverifikasi aturan, tetapi privasi pengguna tetap terjaga.

B. Tahan Peretasan (Immutability)

Setiap transaksi Bitcoin dikelompokkan ke dalam "blok" dan dienkripsi menggunakan fungsi yang kompleks. Setelah sebuah blok ditambahkan, ia tidak dapat diubah karena catatan transaksi tersebut direkam seluruh jaringan global Bitcoin bagai rantai yang saling mengait.

Protokol bitcoin sudah mengatur, jika ada pihak yang hendak mengubah atau memanipulasi catatan data transaksi Persyaratan komputasi ini (maka dibutuhkan konsensus jaringan 51%) secara ekonomi sangat mahal dan praktis tidak mungkin dilakukan pada jaringan sebesar Bitcoin, menjadikannya aset digital yang paling aman di dunia.

2. Tidak Ada Pusat Kendali

"Desentralisasi", inilah pembeda terbesar Bitcoin dari sistem keuangan digital yang tradisional (bank, PayPal, dll.) atau server perusahaan mana pun.

A. Jaringan Global Para Penambang dan Node

Bitcoin tidak mempunyai pusat kendali atau server pusat, melainkan didukung oleh ribuan komputer yang tersebar di seluruh dunia yang menjalankan node dan penambang.

Node: Mereka memverifikasi dan menyebarkan transaksi, memastikan bahwa setiap orang mengikuti aturan yang sama.

Penambang: Mereka berkompetisi memecahkan masalah matematika kompleks (Proof-of-Work) untuk menambahkan blok baru.

Karena tidak ada satu server pusat pun, jaringan ini kebal terhadap titik kegagalan tunggal (Single Point of Failure). Jika satu pihak mematikan server atau mencoba menyensor transaksi, ribuan node di tempat lain tetap beroperasi, menjaga jaringan tetap hidup.

B. Kebal Regulasi Sembarangan

Desentralisasi adalah kunci mengapa Bitcoin tidak dapat diatur secara sewenang-wenang oleh pemerintah atau bank sentral mana pun.

Pemerintah dapat mencoba mengatur entitas yang terpusat (seperti bursa kripto atau bank), tetapi mereka tidak dapat secara fisik mematikan protokol Bitcoin itu sendiri atau mencegah dua individu bertukar Bitcoin di luar entitas yang diatur. Bitcoin beroperasi berdasarkan protokolnya, bukan atas izin.

3. Protokol: Kepatuhan yang Terjamin

Perubahan dalam protokol Bitcoin sangat sulit dilakukan. Untuk mengubah aturan dasar protokol Bitcoin, harus ada konsensus yang sangat luas dari para penambang, node, pengembang, dan pengguna. Proses ini sengaja dibuat sulit dan lambat (Hard Fork atau Soft Fork) untuk melindungi integritas protokol dari perubahan sembarangan.

Bitcoin sebagai aset meyakinkan bukan hanya karena populer sebagai yang pertama. Ia meyakinkan karena kekuatan teknologinya menjamin bahwa nilai aset Anda aman dari peretas, tidak dapat dicetak secara berlebihan untuk mendanai utang pemerintah, dan sepenuhnya berada di bawah kendali Anda sebuah properti yang langka di dunia keuangan modern.


Catatan: 

  1. Penulis bukanlah ahli ilmu komputer, coding maupun programing. Informasi di atas diperoleh dari berbagai sumber dalam mempelajari Bitcoin dengan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki untuk melakukan verivikasi.
  2. Penjelasan di atas berlaku untuk Bitcoin dengan penyimpanan self costudy / non costudial wallet. Bagi pemula dapat mempelajari lebih lanjut tentang costudial dan non costudial wallet.  
  3. Untuk investasi pembaca disarankan mempelajari sendiri lebih lanjut dan keputusan investasi dan resikonya adalah tanggung jawab pribadi masing-masing.

Share:

Recent Posts

Popular Post